Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Sukses UMKM Tekstil yang Menembus Pasar Dunia

Robert Maruli Tua Sianipar (46), ternyata menunjukkan kegigihannya menggeluti usaha bidang tekstil yakni produksi ulos dan songket, kain tradisional Suku Batak, Sumatra Utara sejak 1992. Dalam kurun waktu 27 tahun membangun bisnis dengan 17 orang, sekarang total penenun yang dia bina dalam Rumah Tenun sudah mencapai 180 orang. Kini, Robert makin ditantang untuk memacu produksi menembus pasar dunia.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Kepala Bekraf Triawan Munaf (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo membuka Pameran Karya Kreatif Indonesia di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/07/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Kepala Bekraf Triawan Munaf (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo membuka Pameran Karya Kreatif Indonesia di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/07/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Menguasai Pasar Singapura dan Malaysia

Robert membocorkan, mayoritas pembeli di Indonesia memang berasal dari Jawa, khususnya DKI Jakarta. Namun jika berbicara pasar global, ulos dan songket dari galeri ini telah terbang sampai ke Singapura dan Malaysia. Dua negara tetangga ini diakui Robert sebagai negara pemesan terbanyak ulos dan songket.

Kesuksesan Robert sebagai pebisnis UMKM memang segelintir dari sekian banyak UMKM di Indonesia. Jika melihat secara umum dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor nonmigas Indonesia pada semester I/2019 ini memang mengalami penurunan.

Dari Juni 2018 tercatat nilai ekspor nonmigas mencapai US$11,29 miliar pada Juni 2019 tercatat US$11,03 miliar saja. Bisnis.com mencatat, salah satu produk nonmigas Indonesia yang diekspor adalah produk kain tenun.

Berdasarkan data BPS, ekspor kain ditenun berlapis pada Mei 2019 tercatat sebesar US$13,64 juta dan pada Juni 2019 menurun jadi US$9,59 juta. Begitupula untuk ekspor kain tenunan khusus pada Mei 2019 tercatat US$5,29 juta dan Juni 2019 menjadi US$2,30 juta.

Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengklaim bahwa kondisi perekonomian Indonesia tahun ini yang diprediksi masih akan terjebak pada 5,1%, serta neraca perdagangan semester I/2019 yang defisit berbanding terbalik dengan penyerapan tenaga kerja yang relatif besar tahun ini. Pada 2018, persentase pengangguran dari angkatan kerja sekitar 7,2%, dan pada 2019 ini sudah turun sampai 6,82%.

“Penyerapan tenaga kerja di UMKM ini ditrigger oleh e-commerce karena memasok barang ke platform maka nantinya tentu akan memerlukan tambahan tenaga kerja bagi kegiatan UMKM, baik itu tenaga kerja informal maupun formal,” papar Dody.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper