Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve Jerome Powell dan pembuat kebijakan lainnya kemungkinan akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ketimbang mengambil langkah lebih agresif akhir bulan ini.
Menghadapi pertumbuhan ekonomi global yang lambat dan eskalasi ketegangan perdagangan, para pembuat kebijakan juga cenderung membuka peluang pemangkasan lebih lanjut seiring dengan upaya mereka untuk mempertahankan ekspansi ekonomi AS.
“Saya melihat [penurunan] sebesar 25 basis poin dalam pertemuan mendatang,” ujar Presiden Fed St. Louis Fed James Bullard, salah satu pembuat kebijakan yang diketahui berpandangan paling dovish, seperti dikutip Bloomberg.
“Saya pikir siklus pelonggaran sedikit kuat untuk situasi ini,” lanjutnya.
Pasar telah memperhitungkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC meeting) yang akan digelar 30-31 Juli mendatang.
Para pedagang bahkan sempat berspekulasi kencang untuk langkah penurunan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin setelah Presiden Fed New York John Williams berbicara di sebuah konferensi akademik tentang manfaat mengambil tindakan cepat pekan lalu.
Pesan itu tampaknya diperkuat beberapa saat kemudian oleh Wakil Gubernur Fed Richard Clarida yang menyoroti kebutuhan penurunan suku bunga secara agresif.
“Anda tidak perlu menunggu sampai semuanya menjadi sangat buruk untuk melakukan serangkaian penurunan suku bunga yang dramatis,” ujar Clarida kepada Fox Business Network.
Harga saham dan obligasi naik, sedangkan dolar AS terkulai ketika investor merespons komentar dari dua pertinggi Fed tersebut.
Namun tak berapa lama harga saham berbalik turun setelah juru bicara Fed New York menyampaikan pernyataan yang menekankan bahwa Williams tidak bermaksud mengomentari tindakan kebijakan potensial dalam pertemuan FOMC yang akan datang.
Michelle Meyer, seorang ekonom AS di Bank of America, menyebut silang komunikasi ini sebagai "sebuah bencana” dan akhirnya tetap melihat penurunan suku bunga 25 basis poin.
Ekonom di LH Meyer Inc. juga mengubah pandangan mereka untuk penurunan 50 basis poin dan kembali pada penurunan 25 basis poin.
Peluang untuk penurunan dengan besaran yang moderat ketimbang lebih agresif terkait dengan data ekonomi AS yang tampak masih tangguh, serta perbedaan pendapat di antara para pembuat kebijakan FOMC.
Data nonfarm payroll AS meningkat 224.000 pada bulan Juni, data penjualan ritel menunjukkan bahwa belanja konsumen tetap kuat, dan kondisi keuangan secara keseluruhan telah mereda meskipun risiko dan ketegangan global meningkat.
Thomas Barkin dan Raphael Bostic, masing-masing adalah Presiden Fed wilayah Richmond dan Atlanta, telah mengindikasikan sedikitnya kebutuhan untuk penurunan suku bunga saat ini ketika ekonomi berkinerja baik terlepas dari adanya ketidakpastian.
“Dalam enam minggu terakhir, segalanya menjadi sedikit lebih baik bagi perekonomian. Saya tidak berpikir ini adalah kondisi dimana kita harus melakukan [penurunan] 50 basis poin sekaligus,” tutur Nathan Sheets, kepala ekonom PGIM Fixed Income.