Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik sebagai Gaya Hidup

PT PLN (Persero) optimistis langit biru Jakarta dapat terwujud apabila masyarakat mulai menggunakan kendaraan listrik sebagai gaya hidup.
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7/2019). Berdasarkan data Air Quality Index pada Senin (8/7/2019) tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 154 yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat./ANTARA-M Risyal Hidayat
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7/2019). Berdasarkan data Air Quality Index pada Senin (8/7/2019) tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 154 yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat./ANTARA-M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--PT PLN (Persero) optimistis langit biru Jakarta dapat terwujud apabila masyarakat mulai menggunakan kendaraan listrik sebagai gaya hidup.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad mengatakan 80 persen polusi udara di Jakarta disumbang oleh kendaraan bermotor. Apabila masyarakat mampu beralih dari menggunakan kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM) ke listrik, maka polusi udara diyakini dapat menurun. 

Selain itu, efisiensi kendaraan listrik lebih tinggi dari kendaraan lain pada umumnya, yakni mencapai di atas 75 persen. Artinya, seluruh energi listrik yang digunakan dimanfaatkan sebagai energi kinetik. 

Menurutnya, perubahan gaya hidup lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan beralih dari kompor gas ke kompor induksi. 

"Kalau ini sudah banyak di Jakarta. Bisa membantu mengurangi impor BBM dan membuat langit biru Jakarta," katanya, Senin (22/7/2019). 

Dia mengakui energi listrik yang digunakan saat ini mayoritas dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sehingga seringkali menjadi kontradiktif dengan upaya mendorong pemakaian energi bersih. Meskipun begitu, secara perlahan peralihan akan dilakukan PLN dengan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai energi pembangkitan. 

Ikhsan menjelaskan PLTU tetap dipilih sebagai sumber energi pembangkitan yang paling dominan karena mampu menekan biaya pokok penyediaan (BPP). Hal tersebut berdampak pada harga jual listrik di masyarakat yang murah. 

Yang terbaru adalah PLTU Jawa 7 berkapasitas 1.000 MW yang menggunakan teknologi ultra supercritical. PLTU tersebut bahkan memiliki BPP hanya US$4,2 sen per kWh atau lebih rendah dari BPP PLTU lainnya yang senilai US$7 sen per kWh. 

"Banyak yang mempertanyakan. Energinya dari batu bara karena pemerintah memastikan agar tarif murah, tapi kita juga mengejar target 23 persen [EBT] pada 2025," katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper