Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduh, Beban Pembayaran Bunga Utang Pemerintah Berpotensi Membengkak

Pembayaran bunga utang diproyeksikan membengkak dari pagu APBN 2019 di tengah kinerja pendapatan negara yang  mengalami tekanan.

Bisnis.com, JAKARTA - Pembayaran bunga utang diproyeksikan membengkak dari pagu APBN 2019 di tengah kinerja pendapatan negara yang  mengalami tekanan.

Berdasarkan prognosis APBN 2019, outlook pembayaran bunga utang luar negeri diperkirakan mencapai Rp21,5 triliun atau 107,5% dari target APBN sebesar Rp20 triliun.

Sementara itu, jika dilihat secara keseluruhan, yakni dengan memperhitungkan outlook pembayaran utang dalam negeri pada angka Rp254,6 triliun, realisasi pembayaran bunga utang sampai akhir 2019 diperkirakan mencapai Rp276,1 triliun atau 100,1% dari pagu APBN yang dipatok Rp275,8 triliun.

Dengan postur tersebut, pembayaran bunga utang diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 15,7% dibandingkan dengan target APBN 2018 sebesar Rp238,6 triliun atau 6% dari realisasi pembayaran bunga utang 2018 yang sebesar Rp258,09 triliun.

Pemerintah berdalih, realisasi pembayaran bunga utang yang melebihi target tersebut merupakan implikasi dari ketidakstabilan perekonomian global yang mendorong capital flow dari berbagai negara ke Amerika Serikat yang berdampak pada pasar surat berharga di seluruh dunia.

"Dinamika perkembangan kondisi pasar keuangan global dan domestik diperkirakan masih akan terjadi dan tetap memengaruhi prognosis program pengelolaan utang negara," tulis Kemenkeu, dalam Prognosis Semester II/2019 yang dikutip Bisnis.com, Minggu (21/7/2019).

Padahal, jika melihat perkembangannya selama semester I/2019, terutama pada 3 bulan pertama pelaksanaan anggaran, realisasi bunga utang dalam negeri sebetulnya sedikit lebih rendah dikarenakan tren penurunan imbal hasil surat berharaga negara (SBN) yang berdampak pada penurunan diskon penerbitan SBN.

Namun demikian, pada kuartal  II/2019, imbal hasil SBN kembali volatile, karena kebutuhan likuiditas perbankan dalam menghadapi lebaran dan spekulasi investor atas pemilu serta penurunan harga komoditas yang berdampak pada melemahnya pendapatan negara.

Adapun dengan outlook sebesar Rp276,1 triliun, pembayaran bunga utang telah memakan porsi sebesar 41% dari proyeksi belanja non-kementerian lembaga yang sampai akhir tahun diperkirakan mencapai Rp672,2 triliun dengan asumsi realisasi semester I/2019 ditambahkan dengan outlook belanja non-kementerian lembaga semester II/2019.

Direktur Perencanaan APBN Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Kunta Wibawa Dasanugraha enggan menanggapi soal kemungkinan membengkaknya pembayaran bunga utang dari pagu APBN 2019. "Besok [hari ini] saya cek," katanya singkat.

Dalam catatan Bisnis.com, kenaikan beban tak berbanding lurus dengan kemampuan pemerintah untuk membayar utang yang justru mengalami penurunan.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, beban pembayaran bunga utang secara nominal selama periode 2014 – 2019 rata-rata naik sebesar 15,7%, sedangkan rasionya terhadap produk domestik bruto (PDB) juga naik dari 1,26% pada 2014 menjadi 1,7% dari PDB pada 2019.

Naiknya beban dari sisi total pembayaran bunga utang tidak diimbangi dengan kemampuan membayar bunga utang yang ditunjukan dengan rasio bunga utang terhadap pendapatan negara yang terus mengalami kenaikan.

Pada 2014 misalnya, rasio bunga utang terhadap pendapatan masih sebesar 8,6% terus meningkat pada 2018 menjadi 13,3%, meskipun pada 2019 sedikit mengalami penurunan yakni pada angka 12,7%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper