Bisnis.com, JAKARTA -- Industri elektronik di dalam negeri terus bertumbuh dan berkembang, ditunjukkan oleh peningkatan investasi dan kapasitas produksi.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan peningkatan investasi tersebut ditopang komitmen dan kebijakan pemerintah yang terus berupaya menciptakan iklim usaha kondusif di Tanah Air.
“Salah satu realisasinya adalah PT Sharp Electronics Indonesia, yang kembali menambah lini produksinya untuk mesin cuci satu tabung (full auto) dengan kapasitas mencapai 120.000 unit per bulan atau 1,4 juta per tahun,” sebutnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (20/7/2019).
Lini produksi ini merupakan investasi baru senilai Rp40 miliar yang merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap optimalisasi produk dalam negeri serta penguatan daya saing manufaktur nasional di kancah global melalui kegiatan ekspor. Airlangga menilai inisiatif Sharp Indonesia membantu bisnis ekspor manufaktur nasional, khususnya sektor elektronik.
Industri elektronik telah ditetapkan sebagai salah satu sektor industri prioritas dalam Making Indonesia 4.0, sehingga strategi pengembangannya diharapkan dapat diakselerasi agar struktur industri elektronik dalam negeri bisa diperdalam lagi.
“Pemerintah sudah memberikan prioritas untuk industri elektronik, targetnya adalah memperdalam struktur industri elektronik, misalnya mendorong industri Internet of Things (IoT). Jadi kami akan terus menarik investasi di bidang industri elektronik,” papar Airlangga.
Baca Juga
Menurutnya, perluasan lini produksi mesin cuci tersebut telah membuktikan bahwa Indonesia merupakan basis produksi yang strategis bagi pengembangan bisnis Sharp secara global.
Beroperasinya lini baru produk mesin cuci Sharp mengikuti lini produksi kulkas, mesin cuci, dan LED TV di Karawang yang secara total telah menyerap sekitar 3.000 tenaga kerja.
“Untuk mesin cuci, sudah buatan lokal dalam negeri. Sharp sudah 50 tahun memiliki pabrik di Indonesia sehingga untuk Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) tidak perlu didorong-dorong lagi oleh pemerintah,” lanjut Airlangga.
CEO Sharp Electronics Indonesia Tadashi Ohyama menyampaikan penambahan lini produksi merupakan salah satu bentuk dukungan perusahaan terhadap anjuran pemerintah dalam memacu pertumbuhan ekspor.
“Mesin cuci merupakan salah satu kategori produk unggulan kami. Meski banyak fitur dan desain yang dibuat khusus untuk pasar Indonesia, ternyata banyak juga diminati oleh beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, dan Timur Tengah,” tuturnya.
Ohyama menyampaikan hadirnya lini produksi terbaru diharapkan mampu menambah diversifikasi produk lokal Sharp untuk mengisi pasar global tersebut.
National Sales Senior General Manager Sharp Electronics Indonesia Andry Adi Utomo menyatakan kemunculan mesin cuci satu tabung membawa harapan baru bagi bisnis Sharp Indonesia. Di samping menargetkan kapasitas produksi mesin cuci yang lebih besar 10-15 persen dari kapasitas produksi semula, Sharp Indonesia juga mematok kenaikan angka ekspor hingga market share.
“Dengan memproduksi mesin cuci satu tabung, kami yakin dapat memanfaatkan kemudahan-kemudahan ini, baik dari sisi pengembangan dan perencanaan produk, sampai menggenjot penjualan ekspor tumbuh hingga 20 persen pada 2020 untuk seluruh kategori produk. Kami juga optimis hasil ekspor dapat berimbas positif pada market share kami keseluruhan,” ucapnya.
Sharp Electronics Indonesia telah memulai kegiatan produksinya di Indonesia sejak 1970 dan secara resmi memindahkan seluruh kegiatan operasional pabriknya ke KIIC pada 2016.
Pabrik Televisi Sharp memulai produksinya di Indonesia sejak 1971. Pada 1974, Sharp memproduksi kulkas yang saat ini telah mencapai kapasitas produksi hingga 120.000 unit per bulannya. Selain itu, Sharp kembali memperluas lini produknya dengan memproduksi mesin cuci dua tabung sejak 2008.