Bisnis.com, JAKARTA — Keterisian hotel di Bali diperkirakan bisa mengalami kenaikan pada semester kedua dengan adanya libur musim panas pada kuartal ketiga dan liburan akhir tahun pada kuartal keempat 2019.
CEO Toya Devasya Bali Putu Ayu Astiti Saraswati mengatakan bahwa pada kuartal ketiga 2019 akan ada arus libur musim panas dari sejumlah negara, seperti Australia, China, Amerika Serikat, dan Inggris. Hal ini bisa membantu menambah tingkat okupansi perhotelan di Bali.
“Untuk kuartal ketiga, kunjungan dari wisatawan mancanegara bisa naik sekitar 20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sedangkan dari domestiknya justru turun banyak. Ramainya sudah lewat pada liburan Lebaran dan liburan sekolah kemarin,” katanya kepada Bisnis, Kamis (18/7/2019).
Ayu yang juga merupakan anggota Bidang Pendidikan, Pelatihan, dan Sertifikasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bangli, Bali, mengatakan bahwa jumlah wisatawan domestik turun sampai 40 persen karena mahalnya harga tiket pesawat.
Adapun, Juli ini bakal ada kegiatan budaya Galungan di Bali yang akan banyak menarik perhatian wisatawan mancanegara. Kemudian, banyak kunjungan di sektor meetings, incentive, convention & exhibition (MICE) juga bisa memengaruhi tingkat okupansi hotel.
Selain itu, adanya bencana gempa bumi yang baru-baru ini terjadi di Bali, kata Ayu, tidak memberi banyak dampak pada tingkat okupansi.
Baca Juga
“Memang bakal turun, tapi yang jelas tidak signifikan. Kami belum menghitung seberapa besar dampaknya,” tuturnya.
Bertolak belakang dengan penjelasan Ayu, tingkat okupansi di Royal Venya Ubud justru mengalami penurunan tahun ini. Namun, jumlah penurunannya belum dapat dipastikan.
“Saya belum cek detail komposisinya, tapi memang overall tahun ini untuk hotel di Bali turun [okupansinya],” kata Olivia Surodjo, Direktur Metropolitan Land.
Kemudian, dampak gempa bumi, Olivia mengatakan bahwa dampaknya juga belum bisa ditentukan. Namun, dari segi keamanan bangunan, meskipun berada di tebing, sudah secara keseluruhan diperhitungkan agar tidak banyak terkena dampak jika ada bencana.
“Dari fondasinya, dan dari segi desainnya juga semua sudah kami perhatikan terhadap bangunan. Kami juga di bukit, bisa dibilang aman kalau ada bencana di laut,” ungkapnya.