Bisnis.com, JAKARTA -- Perum Perhutani terus memacu pendapatannya dengan memperkuat potensi bisnis ekowisata yang sudah dikelola.
Denaldy Mulino Mauna, Direktur Utama Perum Perhutani, mengatakan saat ini pendapatan perusahaan masih didominasi oleh penjualan gondorukem-terpentin dan kayu jati.
Pendapatan dari dua komoditas tersebut mencapai 88 persen dari total pendapatan perusahaan pada tahun lalu senilai Rp4,38 triliun. Sisanya, berasal dari jasa lingkungan yang mencakup ekowisata dan kemitraan dengan masyarakat.
"Memang kontribusi ecopark masih kecil. Ketika saya masuk, baru 2 persen-3 persen. Lalu kami lakukan rebranding. Ada assesment dan standarisasi. [Kontribusinya] terus meningkat," kata Denaldy di Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Untuk memperbesar segmen ekowisata, Perhutani memiliki rencana untuk membangun eco-theme park kelas dunia yang terdiri dari theme park, safari park, adventure park dan water park.
Saat ini, rencana besar perusahaan pelat merah tersebut masih dalam tahap pembahasan bersama dengan kementerian dan lembaga terkait.
"Lokasinya sekitar Jawa Barat, kami tahun lalu sudah susun pre-feasibility study [FS]. Itu lokasinya bagus karena [antara] Jakarta dan Jawa Barat. Perkiraan investasinya miliaran dolar. Nanti akan pakai lahan perhutani," tutur Denaldy.
Denaldy menambahkan eco-theme park kelas dunia tersebut juga bakal menggunakan energi terbarukan untuk listriknya. Mulai dari penggunaan biomassa, solar panel maupun mikrohidro melalui aliran sungai.
Perhutani sendiri mengelola banyak destinasi wisata berbasis alam baik pantai maupun pegunungan. Tercatat ada sebanyak 641 destinasi wisata yang dikelola perusahaan pelat merah tersebut bekerja sama dengan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), pemerintah daerah, dan investor swasta.
Adapun ekowisata yang dikelola Perhutani antara lain Pantai Mengganti, Pantai Tiga Warna, Pantai Papuma, Pantai Pulau Merah, Kawah Putih, Gunung Prau, dan Batu Raden.