Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMI : Masuknya Krakatau Steel ke Holding Tambang Bisa Lengkapi Rantai Penghiliran

Masuknya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. dalam holding industri pertambangan akan mendorong kinerja perusahaan baja pelat merah sekaligus melengkapi rantai penghiliran mineral logam.
Pekerja mengawasi proses produksi lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman
Pekerja mengawasi proses produksi lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA—Masuknya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. dalam holding industri pertambangan akan mendorong kinerja perusahaan baja pelat merah sekaligus melengkapi rantai penghiliran mineral logam.

Ketua Indonesia Mining Institute (IMI) Irwandy Arif mengatakan masuknya emiten berkode saham KRAS dalam holding industri pertambangan akan melengkapi dan memperkuat sektor hilir usaha pertambangan.

“KRAS itu dari awal berdiri sampai sekarang kan begitu-begitu saja. Nah, sekarang mereka masuk untuk melengkapi hilir [pertambangan]. Perkiraan saya [rencana bergabungnya Krakatau Steel ke induk usaha BUMN tambang ]seperti itu,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (9/7/2019).

Menurutnya, sebagai sesama perusahaan pelat merah, upaya memperkuat industri dalam negeri, termasuk penghiliran tambang menjadi keniscayaan. Dia pun menilai masuknya KRAS tidak akan berdampak negatif.

"Sebenarnya mau masuk holding atau tidak, sesama BUMN harus turut menumbuhkan industri dalam negeri. Ini [masuknya KRAS] akan melengkapi hulu hilir, sesuai tujuannya," tambahnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin mengatakan percepatan penghiliran sektor mineral kian mendesak agar bisa mendukung peningkatan nilai ekonomi dan mengurangi impor nasional secara optimal.

Menurutnya, dengan berhasilnya upaya penghiliran, setidaknya memberikan dua manfaat, yakni membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memangkas defisit neraca perdagangan.

"Untuk nikel di Antam, sudah diproses jadi feronikel. Sementara dari feronikel ke stainless steel sekarang [masih] proses. Untuk timah sekarang sudah timah jadi tin ingot," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper