Bisnis.com, JAKARTA – Industri makanan dan minuman dinilai paling siap mengadopsi teknologi industri 4.0. Para pelaku industri ini pun didorong untuk mengadopsi perangkat internet of things (IoT) untuk menyongsong era digitalisasi.
Apalagi digitalisai diperkirakan dapat menghemat biaya energi hingga 85% serta meningkatkan produktivitas hingga 60%.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan industri makanan dan minuman (mamin) berkontribusi terbesar pada industri nonmigas yakni sebesar 24,53% pada kuartal I/2019 dengan kontribusi industri kecil menengah (IKM) mamin sebesar 24,6%.
Adapun, pertumbuhan industri mamin pada Kuartal I/2019 secara tahunan mencapai 6,77%. Kemenperin menilai sektor industri mamin sangat menjanjikan untuk melakukan proses digitalisasi.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Kimia, Farmasi, Tekstil, Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Sony Sulaksono mengatakan implementasi perangkat IoT pada industri mamin penting mengingat banyaknya jumlah pelaku industri.
Sony menilai industri mamin memiliki jumlah capital expenditure dan kemampuan sumber daya manusia yang lebih siap.
Pihaknya mendorong agar pelaku industri kecil dan menengah, khususnya di sektor mamin, mengimplementasikan penggunaan perangkat IoT. Apalagi, IKM merupakan tulang punggung industri nasional dan banyak menyerap tenaga kerja.
Sony mengatakan perangkat IoT paling sederhana yang dapat dilakukan oleh IKM adalah menghubungkan dua mesin dengan perangkat IoT. “Yang besar itu kan mulai dari yang kecil,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (10/7/2019).