Bisnis.com, JAKARTA – Sektor manufaktur di kawasan euro tetap terjebak dalam kemerosotan pada bulan lalu, seiring dengan menurunnya pesanan baru dan lesunya kepercayaan bisnis.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) yang dirilis IHS Markit untuk sektor manufaktur turun ke level 47,6 pada Juni.
Raihan ini lebih rendah daripada estimasi dan posisi 47,7 pada Mei, sekaligus tetap di bawah level 50 yang mengindikasikan kontraksi.
Data tersebut tampak mengkhawatirkan karena menandakan perlambatan ekonomi kawasan euro yang tidak akan segera berakhir.
Para pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa tengah mempersiapkan lebih banyak stimulus jika situasi tidak membaik, dan IHS Markit, yang merilis laporan PMI ini, melihat tanda-tanda bahwa pelemahan tersebut berdampak pada harga.
“Memburuknya arus masuk pekerjaan baru, sementara itu, mengindikasikan bahwa produsen semakin fokus pada menekan biaya, terutama dengan mengurangi jumlah staf dan stok gudang,” terang Chris Williamson, kepala ekonom bisnis di IHS Markit.
“Penurunan ini juga semakin menambah tekanan inflasi yang lebih rendah, karena produsen dan pemasok mereka bersaing pada harga untuk mempertahankan pelanggan dan menghasilkan penjualan,” lanjutnya.
Kemerosotan dalam pesanan disebabkan oleh lingkungan ekonomi yang menantang, dengan ketegangan perdagangan global dan ketidakpastian politik, serta kinerja di bawah rata-rata pada industri otomotif.