Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Federal Reserve Amerika Serikat (AS) Jerome Powell menyampaikan pandangan berbeda atas ekspektasi pasar dan tekanan Presiden Donald Trump untuk menurunkan suku bunga acuan pada Juli.
Dalam pidatonya di Dewan Hubungan Luar Negeri AS, Powell membela independensi bank sentral AS dari tekanan Presiden Trump dan pasar keuangan yang menginginkan penurunan suku bunga secara agresif.
“The Fed terisolir dari tekanan politik jangka pendek,” tutur Powell di New York pada Selasa (25/6/2019), seperti diberitakan Reuters.
Menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan kekecewaan pasar dengan tidak adanya penurunan suku bunga, Powell menegaskan bahwa The Fed harus lebih mencermati segala pergerakan-pergerakan jangka pendek dalam kondisi keuangan ketimbang menindaklanjutinya.
Pada hari yang sama, Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan bahwa ia tidak berpikir situasi ekonomi AS cukup buruk untuk menjamin penurunan suku bunga sebesar setengah poin persentase dalam pertemuan The Fed berikutnya pada Juli, meskipun ia mendorong langkah ini dalam pertemuan pada Juni.
“Saya pikir 50 basis poin akan berlebihan. Saya tidak berpikir situasinya benar-benar membutuhkan itu, tetapi saya tidak masalah untuk penurunan sebesar 25 (basis poin),” terang Bullard kepada Bloomberg Television.
Baca Juga
Dalam pertemuan kebijakan moneter yang digelar pekan lalu, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya meskipun mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan pada Juli.
Saat itu Bullard berpendapat bahwa inflasi yang lemah dan ketidakpastian tentang prospek ekonomi mendukung penurunan suku bunga.
“Anda mendapatkan satu atau dua pukulan, dengan peringatan Powell terhadap kebijakan yang tunduk pada tekanan politik jangka pendek dan Bullard yang mengatakan [penurunan suku bunga] setengah poin persentase akan terlalu banyak,” jelas Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities.
“Semua orang merasa bahwa pertemuan Juni terdengar dovish sehingga [penurunan suku bunga] dalam pertemuan Juli bakal terjadi dan ternyata tidak,” lanjut Hogan.
Senada dengan Bullard, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan ada risiko resesi untuk AS, tetapi ia menolak berpendapat tentang perlunya penurunan suku bunga tahun ini.
Bursa saham AS sontak melemah merespons pernyataan Powell, sedangkan imbal hasil obligasi Treasury AS naik lebih tinggi.
Investor telah lama mengantisipasi penurunan suku bunga tahun ini bahkan ketika para pembuat kebijakan Fed pernah mengisyaratkan bahwa langkah tersebut akan terlalu dini dilakukan atau tidak bertanggung jawab mengingat pasar tenaga kerja yang kuat dan harga aset yang tinggi.
Spekulasi langkah pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada 30-31 Juli masih terdengar, tetapi pelaku pasar mengurangi pertaruhan mereka bahwa suku bunga akan turun setengah poin persentase.