Bisnis.com, JAKARTA - PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) terus berupaya meningkatkan pertumbuhan usaha, dengan menyasar pasar ekspor plywood ke negara selain Jepang.
Doddie Pradhono Manager Pemasaran TIRT menyampaikan pihaknya akan melebarkan pemasarannya ke negara-negara seperti India, Taiwan, Eropa, dan Australia.
"Melihat kondisi [permintaan ekspor dari] Jepang yang tidak begitu bagus, maka perusahaan mengambil kebijakan untuk meningkatkan potensi pasar di luar Jepang," kata Doddie pada acara paparan publik Rapat Umum Pemegang Saham di Hotel Gran Mahakam, Jakarta Selatan, Selasa, (18/6/2019).
Sekadar informasi, penurunan harga dan permintaan dari Jepang menjadi penyebab turunnya TIRT pada kinerja kuartal I/2019.
Menurut laporan keuangan TIRT, pendapatan perseroan sepanjang Januari 2019-Maret 2019 sebesar Rp207,11 miliar turun 21,31% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 263,21 miliar. Selain itu, TIRT juga mencatatkan rugi bersih sebesar Rp855 juta dari total laba bersih dipotong dengan beban produksi.
Meskipun mencatatkan rugi, pihaknya terus menaruh harapan kinerja perusahaan dapat bertumbuh sampai akhir Semester I/2019. "Karena harga bahan baku sudah mulai turun dan untuk penjualan kami cari alternatif lain," ungkapnya.
Baca Juga
Selain itu, pihaknya juga telah memulai langkah awal dengan mengirimkan produknya ke Taiwan, India, dan Australia. Sayangnya, terkait volume ekspor yang dilakukan Doddie enggan memaparkannya secara gamblang.
Dia menambahkan meski pihaknya sedang menyasar pasar ekspor baru, pihaknya belum masih berencana untuk menambah kapasitas produksinya.
Doddie menjelaskan kapasitas produksi TIRT sebanyak 12.000 m3 tiap bulannya. Kendati demikian, produksi TIRT tiap bulan baru sekitar 9.500 m3-10.000 m3.
Pemenuhan bahan baku kayu log untuk produksinya didukung oleh 2 perusahaan afiliasi yang memiliki hak pengusahaan hutan (HPH) yaitu PT Roda Mas Timber Kalimantan dan PT Kemakmuran Berkah Timber.
"Jumlah pemenuhan bahan baku kayu bulat kami sebulan itu 20.000 m3 - 23.000 m3. Semuanya terpenuhi oleh dua perusahaan afiliasi kami. Untuk jenis kayunya, yang paling banyak kami pakai adalah Meranti, ada juga Keuing, dan Kapur. [Pengunaan Keruing dan Kapur] tidak terlalu besar yang paling besar adalah Meranti," lanjutnya.
Dari total produksi per bulan tersebut, Doddie mengatakan 90% dari produk plywood buatan mereka diekspor ke Jepang, sedangkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor lainnya.
"Total target [penetrasi] kami untuk pasar di luar Jepang itu, 30% [dari total ekspor selama ini]. Sisanya, [tetap di ekspor] ke Jepang," tandasnya.
Selain menambah pasar ekspor, TIRT juga akan melakukan modifikasi mesin untuk menyesuaikan spesifikasi yang berbeda antar negara tujuan ekspor serta meningkatkan produksi plywood tipis. "Karena margin keuntungan [plywood tipis] tinggi," tandasnya.