Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendagri Minta Daerah Efisien dan Bisa Serap Anggaran Dengan Baik

Menurut Mendagri Tjahjo Kumolo, banyak daerah yang SILPA-nya setiap tahun mencapai angka triliunan. Bahkan, dia menyebut ada daerah yang memiliki SILPA hampir Rp23 triliun
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo./Bisnis-Rahmad Fauzan
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo./Bisnis-Rahmad Fauzan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah daerah diminta terus meningkatkan efisiensi belanja barang non-kegiatan, serta tidak terjebak pada rutinitas dalam memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tiap tahunnya.

Permintaan itu disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo. Menurutnya, efisiensi belanja barang non-kegiatan harus diiringi dengan peningkatan belanja modal di semua daerah.

"Yang penting semua daerah harus berani mengambil langkah untuk inovasi-inovasi baru. Ada keterampilan, akselerasi infrastruktur, antisipasi-antisipasi ketidakpastian yang ada berkaitan dengan bencana alam dan risiko-risiko yang mungkin terjadi," ujar Tjahjo di kawasan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (18/6/2019).

Pemda juga diimbau agar bisa menyerap anggaran dengan baik agar tidak ada Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA) yang tinggi di akhir tahun.

Menurut Tjahjo, banyak daerah yang SILPA-nya setiap tahun mencapai angka triliunan. Bahkan, dia menyebut ada daerah yang memiliki SILPA hampir Rp2,3 triliun.

"Ini banyak [daerah] SILPA yang sampai triliunan. Ada yang SILPAnya hampir Rp2, 3 triliun juga ada. Ini menunjukan bahwa perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan program tidak berjalan dengan baik. Ini tolong dicermati," katanya.

Tjahjo tidak menyebut daerah mana yang memiliki sisa anggaran hingga Rp2, 3 triliun. Akan tetapi, daerah terkait disebutnya berada di tingkat provinsi.

Menteri dari PDI Perjuangan itu juga menyebut, ada provinsi di Sumatera yang memiliki SILPA hingga Rp2 triliun. Dia mempertanyakan sebab sulitnya Pemda menghabiskan anggaran hingga SILPA muncul.

"Apakah ini ada yang salah dalam birokrasi kita? Ini juga saya kira perlu dicermati dengan baik. Sehingga rutinitas itu harus dievaluasi, programnya dan output program harus jelas. Peran BUMDnya harus dioptimalkan. Belanja modal itu harus produktif, dan belanja sosial yang tinggi harus diantisipasi dengan baik," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lalu Rahadian

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper