Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah titik terang kemungkinan akan muncul pada Rabu (19/6/2019) mendatang menyusul pertemuan bulanan FOMC The Fed.
Semua mata akan teruju pada The Fed di tengah tuntutan kebijakan yang lebih longgar mengingat semakin meningkatnya ketegangan perang dagang, pelemahan data ekonomi, hingga kritik Presiden AS Donald Trump yang membandingkan kerja bank sentral dengan PBOC.
Para investor yakin bahwa The Fed akan menunjukkan keinginan untuk memangkas suku bunga acuan AS dalam beberapa bulan mendatang. Deutsche Bank AG memprediksi pelonggaran moneter akan di mulai pada bulan Juli, sementara JPMorgan mengatakan September.
Goldman Sachs Group Inc., bersama dengan Bloomberg Economics dan Citigroup Inc. memperhitungkan bahwa The Fed akan tetap stabil sepanjang 2019.
Setidaknya, The Fed telah menciptakan ruang untuk stimulus dengan menaikkan suku bunga dalam beberapa tahun terakhir.
Di zona euro, Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi dan koleganya akan berkumpul pada Senin (17/6/2019), di Sintra, sebuah kota di Portugal.
Di sisi lain, keputusan Bank Sentral Inggris pada pertemuan Kamis mendatang diperkirakan tidak akan menunjukkan kebijakan kenaikan suku bunga, namun kemungkinan akan memberikan suara yang terpecah antara pembuat kebijakan.
Sementara itu, Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda dan para pembuat kebijakan BOJ akan mengadakan pertemuan pada Kamis (20/6).
"Kami dapat memberikan lebih banyak stimulus moneter jika perlu, tetapi perlu berhati-hati dengan efek sampingnya pada sistem keuangan," ujar Kuroda dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Bloomberg TV pada 10 Juni yang dikutip dari Bloomberg, Senin (17/6/2019).
Namun, stimulus tersebut besar kemungkinan tidak akan dirilis pada pertemuan pekan ini meskipun data inflasi yang akan dipublikasikan pada Jumat (21/6/2019), kemungkinan akan menunjukkan pelambatan lebih lanjut jika pengukur harga tetap kurang dari setengah target BOJ.
Pertemuan dewan bank sentral lainnya pada pekan ini termasuk di antaranya bank sentral Inggirs, Brazil, Indonesia dan Filipina. Menariknya, bank sentral Norwegia kemungkinan akan melawan tren dengan menaikkan suku bunganya.