Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angka Kemiskinan dan Rasio Gini Bakal Membaik

Pemerintah mencantumkan sasaran angka kemiskinan tahun depan sebesar 8,5 persen-9,0 persen, sementara rasio Gini diperkirakan sebesar 0,375-0,380.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan kepada pers mengenai pembahasan rencana pemindahan Ibu Kota Negara, di Jakarta, Selasa (30/4/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan kepada pers mengenai pembahasan rencana pemindahan Ibu Kota Negara, di Jakarta, Selasa (30/4/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mencantumkan sasaran angka kemiskinan tahun depan sebesar 8,5 persen-9,0 persen, sementara rasio Gini diperkirakan sebesar 0,375-0,380.

Selain itu, pemerintah juga mencantumkan perkiraan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 72,51 dan tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,8 persen-5,1 persen.

Menteri Perencanaan Pembangunan(PPN)/ Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro menuturkan pihaknya optimistis tingkat kemiskinan dan Gini rasio akan terus mengalami perbaikan ke depannya. 

"Tingkat kemiskinan telah turun menjadi 9,82 persen pada Maret 2018 dan terakhir menjadi 9,66 persen pada September 2018. Ini diperkirakan terus turun menuju 8,5 persen pada 2019," ungkap Bambang, akhir pekan lalu.

Rasio Gini atau ketimpangan juga diperkirakan dapat terus turun ke kisaran 0,380 pada tahun ini dari posisi 0,384 pada akhir 2018. Menurut Bambang, perbaikan rasio Gini menjadi 0,384 dalam empat tahun terakhir disumbang perbaikan ketimpangan di perkotaan. 

Ke depannya, dia melihat fokus perbaikan pendapatan masyarakat di perkotaan dapat mendorong perbaikan rasio Gini yang signifikan. 

Sementara itu, tingkat pengangguran per Agustus 2018 telah mencapai 
5,34 persen. Bambang menuturkan perbaikannya sebenarnya telah menyentuh 
hampir 5 persen pada 2019. Dia meyakini pertumbuhan lapangan kerja sebesar 2,6 persen-2,9 persen pada 2019 akan terus menekan angka pengangguran. 

Adapun, yang menjadi masalah saat ini adalah tingkat pengangguran terbuka (TPT) usia muda. TPT usia 15-19 tahun mencapai 27 persen dan TPT usia 20-24 tahun sebesar 16,7 persen. Selain itu, dia memamparkan pengangguran lulusan SMK pada 2018 mencapai 11,24 persen, lebih tingi dibandingkan pengangguran lulusan SMA. "Harusnya figurnya terbalik, tetapi ironisnya SMK lebih banyak yang menganggur."

Oleh karena itu, pengembangan vokasi ke depannya perhatian kepada sekolah menegah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 72,51 pada 2020. Adapun, realisasi pada akhir 2018 telah mencapai 71,39. Perbaikan ini disumbang oleh kenaikan angka harapan hidup yang telah mencapai 71,20 pada 2018 dan rata-rata lama sekolah penduduk 25 tahun yang meningkat menjadi 8,17 tahun. 

Menurut Bappenas, IPM Indonesia yang mencapai di atas 70 artinya Indonesia telah menjadi high human development index. 

Bambang menambahkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2020 akan 
difokuskan untuk pengembangan manusia dimana tema besarnya adalah 
'Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas.'

Dalam RKP ini, pengembangan manusia dan pengentasan kemiskinan akan menjadi fokus utama. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Tegar Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper