Bisnis.com, JAKARTA – Produksi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Paiton Unit 9 pasca Lebaran 2019 hanya mencapai 400 MW atau di bawah kapasitas maksimal lantaran adanya gangguan pada pompa Boiler Water Circulating Pump (BWCP).
Manager Operasi PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Paiton Unit 9 Dwi Widodo mengatakan kapasitas produksi maksimal PLTU Paiton Unit 9 adalah sebesar 645MW. Namun, karena adanya gangguan pada pompa, produksi menjadi menurun ke 400 MW.
Adapun untuk memproduksi kapasitas maksimal yakni 645 MW harus ada dua pompa yang bekerja sementara saat ini hanya satu pompa yang beroperasi.
"Pompa tersebut saat maksimal load harus beroperasi dua pompa. Sekarang hanya satu pompa yang operasi," katanya kepada Bisnis, Selasa (11/6/2019).
Walaupun PLTU Paiton Unit 9 tidak beroperasi pada kapasitas maksimal, dia memastikan kebutuhan listrik masyarakat akan terjamin dengan bekerjanya pembangkit lain. PLTU Paiton merupakan pembangkit listrik terbesar di Jawa dengan terdiri atas sembilan unit yang di antaranya dikelola PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan independent power producer (IPP).
Adapun kemampuan kelistrikan sistem Jawa-Bali memiliki kemampuan pasokan daya mampu netto 34.716 MW dan daya mampu pasok 27.817 MW.
Baca Juga
"Tentu tidak [berpengaruh pada distribusi listrik], karena pembangkit lain beroperasi memenuhi kebutuhan konsumen," tambahnya.
Sementara, selama periode lebaran, produksi PLTU Paiton Unit 9 mengalami penurunan karena menyesuaikan dengan permintaan Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B) Gandul. Seperti misalnya pada H-4 lebaran atau 1 Juni 2019, produksi listrik pembangkitan paiton unit 9 sempat mencapai 589 MW per hour (MWh). Namun, pada H-3 lebaran atau 2 Juni 2019 produksi kembali mencapai kapasitas penuh yakni 645 MW.
Selain itu, PLTU Paiton Unit 9 juga berhenti beroperasi selama tiga hari lantaran permintaan kebutuhan listrik masyarakat yang menurun. PLTU Paiton Unit 9 menjadi cadangan panas atau melakukan reserve shutdown pada hari lebaran atau 5 Juni 2019 hingga beroperasi kembali pada H+3 lebaran atau 8 Juni 2019. Sejak beroperasi kembali pada 8 Juni 2019, produksi hanya sebesar 400 MW.