Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian menilai industri elektronika merupakan salah satu sektor manufaktur akan agresif dalam berinvestasi hingga akhir tahun ini.
PMI manufaktur Indonesia pada Mei tahun ini sebesar 51,6, atau naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang ada di posisi 50,4. Poin PMI di atas angka 50 menandakan bahwa sektor manufaktur tengah ekspansif.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan misalnya, perusahaan elektronik asal Taiwan, Pegatron yang menggandeng industri elektronik nasional di Batam untuk memproduksi komponen dan perlengkapan wifi yang telah diekspor ke Amerika Serikat.
Menperin menyampaikan bahwa perusahaan tersebut akan menaikkan jumlah produksinya dan memproduksi produk elektronika lainnya dalam kapasitas kerja sama dengan Satnusa.
"Selain itu, mereka juga sedang mencari lokasi baru investasi. Selain di Batam, mereka juga mempertimbangkan Jawa Timur," ujar Airlangga dalam siaran pers, Minggu (2/6/2019).
Dia menambahkan, ada beberapa industri asal China yang akan merelokasi pabriknya ke Asia Tenggara termasuk Indonesia yang menjadi tujuan utamanya. Ada perusahaan tekstil, garmen, dan alas kaki yang sedang melihat lokasi baru di Indonesia.
Selain itu, juga industri kimia dan biokimia serta industri otomotif, sebutnya. Sektor-sektor tersebut merupakan industri yang sedang mendapat prioritas pengembangan oleh pemerintah Indonesia agar lebih berdaya saing global, karena termasuk yang berorientasi ekspor, padat karya, dan menjadi substitusi impor.
Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri-industri tersebut juga akan menjadi sektor pionir dalam penerapan industri 4.0 di Tanah Air.
"Saat ini menunjukkan persaingan ketat antara negara Asia yang berlomba-lomba mendapatkan keuntungan dari perang dagang AS-China dengan menjadikan negara-negara mereka menarik bagi investasi asing," ungkapnya.