Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang properti kawasan wisata PT Satria Mega Kencana Tbk (Perseroan) yang berkode emiten SOTS menggenjot kinerja perusahaan dengan beragam upaya, mulai dari akuisisi hingga perencanaan sejumlah pengembangan baru.
Direktur Utama PT Satria Mega Kencana Tbk. (SOTS) Ivo Wongkaren menyebutkan bahwa perseroan telah melakukan sejumlah hal yang signifikan sepanjang 2018. Beberapa upaya di antaranya dengan mengubah status dari perseroan tertutup menjadi terbuka, menerbitkan waran, dan mengakuisisi Hotel Sotis Penjernihan.
“Tujuan kami mengambil alih aset Sotis Penjernihan tersebut adalah untuk menyatukan semua unit hotel "Sotis" di bawah kepemilikan perseroan. Selain itu, kami juga akan menerbitkan waran seri 1 sebanyak 200 juta yang rencananya nanti digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan,” ungkap Ivo usai melakuan Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Meskipun dihadapkan dengan sejumlah kendala, terutama dari faktor eksternal seperti persaingan usaha di bisnis perhotelan, keadaan politik, maupun kebijakan Pemerintah, Ivo mengatakan tetap optimistis terhadap kesinambungan industri pariwisata.
“Dengan strategi usaha yang tepat serta terus dilakukannya upaya peningkatan kinerja, kami yakin bisa membawa performance Perseroan yang akan lebih baik lagi ke depannya,” lanjutnya.
Sebagai informasi, SOTS merupakan perusahaan holding untuk entitas anak usahanya yaitu PT Dwimukti Mitra Wisata (DMW) dan PT Tanjung Karoso Permai (TKP). DMW merupakan perusahaan yang mengoperasikan hotel-hotel Sotis dan TKP memiliki lahan untuk kawasan pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga
Sepanjang 2018, SOTS juga untuk pertama kalinya tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 10 Desember 2018. Sejak itu, SOTS telah menawarkan sebanyak 400 juta saham.
Nilai nominal dari saham itu Rp100 atau yang mewakili 40% dari modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga Rp165 per lembar saham, dengan total hasil Penawaran Umum adalah sebanyak Rp66 miliar.
Adapun, dana yang dihasilkan tersebut digunakan untuk akuisisi atas tanah dan bangunan Sotis Residence Penjernihan yang semula dimiliki oleh PT Dwimukti Graha Elektrindo, perusahaan afiliasi Perseroan.
Pada saat ini Sotis Hotel sudah ada di daerah Bali, Jakarta dan Kupang, di mana hotel tersebut memiliki keunggulan fasilitas Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) yang mana fasilitas tersebut memiliki keunggulan yang berbeda, mulai dari servis, harga dan kualitas dari fasilitas yang diberikan oleh Sotis hotel.
“Perseroan beserta entitas anaknya juga akan mengembangkan kawasan pariwisata terpadu di wilayah Indonesia Timur khususnya di Tanjung Karoso, Sumba Barat Daya (NTT), untuk potensi di wilayah timur tersebut sangat tinggi dan merupakan prospek yang bagus bagi perseroan dan destinasi pariwisata kedepannya,” ungkap Ivo.