Bisnis.com, JAKARTA - Sanksi yang dikenakan Amerika Serikat (AS) teradap raksasa teknologi asal China, Huawei berdampak pada kinerja ekspor negara tersebut.
Iris Pang, Ekonom untuuk kawasan Greater China di ING, mengatakan keretakan hubungan bilateral yang meluas antara China dan AS akibat sanksi Huawei memunculkan kekhawatiran tentang keamanan produk Huawei.
Dampaknya, kekhawatiran itu akan menekan ekspor China serta pendapatan dari sektor telekomunikasi.
"Ketika perang teknologi berlanjut, keuntungan industri China mulai dari Mei kemungkinan akan memburuk lebih cepat (dari Januari-April)," katanya dikutip dari Reuters, Senin (27/5/2019).
Pang juga menambahkan menambahkan bahwa ada kemungkinan kontraksi pada kisaran 5 persen secara tahunan pada Januari-Mei karena ada potensi penurunan pendapatan untuk industri telekomunikasi semakin dalam.
Menanggapi ekonomi yang melambat dan tarif impor AS yang lebih tinggi untuk barang-barang China, Beijing telah meningkatkan dukungan untuk perusahaan-perusahaan manufaktur yang kekurangan modal.
Pemerintahan Xi Jinping telah menjanjikan miliaran dolar untuk potongan pajak tambahan dan pengeluaran infrastruktur.
Sementara Bank Sentral China (PBOC) juga mengumumkan pengurangan rasio persyaratan cadangan atau giro wajib minimum bagi bank-bank regional untuk mengurangi beban keuangan perusahaan kecil.
Di sisi lain, sektor hulu seperti ekstraksi minyak masih menikmati keuntungan besar dengan pertumbuhan lebih cepat pada Januari hingga April.
Adapun, penurunan laba pada pabrik baja dan pabrik kimia mengalami perbaikan dari tiga bulan pertama.
"Liabilitas perusahaan industri naik 5,5 persen secata tahunan pada akhir April menjadi 63,87 triliun yuan," kata NBS.
Data dari NBS turut melaporkan perusahaan-perusahaan mana saja yang masih mencatatkan pendapatan tahunan yang cukup kuat, yakni pada kisaran lebih dari 20 juta yuan melalui kegiatan operasional utama mereka.