Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keuntungan Industri China Susut 3,7 Persen

Perusahaan industri China mencatatkan penyusutan keuntungan berkelanjutan pada April akibat aktivitas manufaktur yang melambat.
Suasana di Pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China, 8 September 2018./REUTERS-Stringer
Suasana di Pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China, 8 September 2018./REUTERS-Stringer

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan industri China mencatatkan penyusutan keuntungan berkelanjutan pada April akibat aktivitas manufaktur yang melambat.

Pelemahan ini memberikan lebih banyak tekanan pada pembuat kebijakan yang saat ini masih memiliki sejumlah stategi untuk meningkatkan dukungan bagi ekonomi yang terkena dampak perang perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Penghasilan di sektor manufaktur utama China telah menurun sejak November tahun lalu, dengan pengecualian pada Maret, dengan lonjakan 13,9 persen, karena permintaan domestik dan global menurun.

Menurut data yang diterbitkan oleh Biro Statistik Nasional (NBS) China, laba industri turun 3,7 persen secara tahunan menjadi 515,4 miliar yuan atau senilai US$74,80 miliar pada April, sebagian besar disebabkan oleh perbandingan pertumbuhan yang lebih tinggi pada tahun sebelumnya.

"Data pada Maret diuntungkan berkat perusahaan yang membeli barang industri sebelum pemberlakuan pemotongan pajak pertambahan nilai [PPN]. Perusahaan-perusahaan itu kemudian mengurangi pembelian pada bulan April sehingga menyebabkan pukulan terhadap laba," ujar perwakilan dari NBS, Zhu Hong, pada pernyataan resmi, seperti dikutip melalui Reuters, Senin (27/5/2019).

Selama empat bulan pertama tahun ini, perusahaan-perusahaan industri meraih keuntungan 1,81 triliun yuan, turun 3,4 persen dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan penurunan 3,3 persen pada kuartal pertama tahun ini.

Kontraksi laba sejalan dengan lemahnya pertumbuhan output industri pada periode Januari-April.

Investasi fixed asset yang lemah juga memicu kekhawatiran tentang permintaan pesanan baru yang tetap lamban pada April, sementara ekspor telah jatuh akibat penurunan tajam pada pengiriman ke AS.

Ketegangan perdagangan China dengan AS meningkat secara tiba-tiba bulan ini ketika Donald Trump menaikkan tarif barang-barang China senilai US$200 miliar dan mengancam akan mengenakan tarif hingga 25 persen pada US$300 miliar impor China lainnya.

AS juga telah menempatkan perusahaan telekomunikasi China Huawei Technologies Co Ltd ke dalam daftar hitam (black list), yang secara efektif melarang perusahaan untuk melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan AS.

Keuntungan pada industri manufaktur telekomunikasi dan peralatan elektronik, yang lebih rentan terhadap tarif AS dibandingkan kategori produk lainnya, turun 15,3 persen pada Januari-April, memburuk dari penurunan 7 persen pada kuartal pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper