Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bagaimana Prospek Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2019?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan PDB kuartal I/2019 adalah 5,07 persen. Lantas, bagaimana prospek kuartal II/2019?
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan) bersama Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kanan), Wamenkeu Mardiasmo (kedua kiri) dan Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara (kiri) melakukan seremoni peletakan batu pertama pembangunan gedung Indonesia Financial Center di LOT-1, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan) bersama Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kanan), Wamenkeu Mardiasmo (kedua kiri) dan Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara (kiri) melakukan seremoni peletakan batu pertama pembangunan gedung Indonesia Financial Center di LOT-1, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi kuartal I/2019 tidak sesuai dengan ekspektasi pemerintah yang berharap dapat mendekati 5,2 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan PDB kuartal I/2019 adalah 5,07 persen.

Lantas, bagaimana prospek kuartal II/2019?

Dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan proyeksi pertumbuhan pada tiga bulan kedua tahun ini.

Menurutnya, secara umum kondisi pada kuartal II/2019 tidak akan jauh beda dengan kuartal I/2019. Hanya saja, faktor yang bisa diandalkan adalah laju konsumsi masyarakat sejalan dengan pencairan tunjangan hari raya (THR).

Kata dia, sampai saat ini pencairan THR telah terealisasi lebih dari Rp10 triliun. "Itu sekitar setengah dari total dan kita akan terus pantau proses pencairannya," kata dia di sela rapat KSSK, Kamis (23/5/2019).

Di sisi lain, pemerintah melihat akselerasi belanja pemerintah akan tetap terjaga pada kuartal II/2019. Sehingga, ini bisa menjadi momentum untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2019.

"Dari sisi fiskal, kata Menkeu, pemerintah telah melakukan langkah "front loading" yang cukup terorganisir. Melalui "front loading" pemerintah bisa mendapatkan kesempatan penerbitan surat berharga negara baik di dalam maupun luar negeri.

"Sehingga kita mendapatkan harga dan yield optimal bagi kepentingan defisit anggaran secara hati-hati," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper