Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Theresa May berjanji akan menyiapkan satu dorongan lagi untuk mendapatkan kesepakatan Brexit melalui Parlemen.
Namun Partai Konservatif yang mendukung Perdana Menteri Inggris Theresa May bergerak lebih dulu untuk mempercepat proses pencarian pemimpin baru yang akan menentukan arah Brexit selanjutnya.
Sejumlah pesaing dari Partai Konservatif bahkan sudah mengintai posisi perdana menteri.
Salah satunya adalah Menteri Tenaga Kerja dan Urusan Pensiun Amber Rudd yang akan memimpin 60 anggota Tories lainnya untuk menghentikan Boris Johnson, dan kandidat lain agar tidak menggantikan May dan membawa Brexit ke arah kesepakatan no-deal.
Poundsterling terjatuh 2 persen pada pekan lalu sementara para investor bersiap untuk menghadapi kemungkinan bahwa pengganti Theresa May akan membawa Inggris kepada no-deal Brexit yang akan melukai ekonomi lebih dalam.
Kontesasi mencari pengganti May berlangsung di balik upaya perdana menteri untuk menyelamatkan kesepakatan Brexit agar tidak menjadi sebuah perjuangan yang sia-sia.
Baca Juga
May telah berjanji bahwa dia akan melepaskan jabatannya sesaat setelah dia berhasil menarik Inggris keluar dari Uni Eropa dengan mengadakan voting terakhir di parlemen kemungkinan pada Juni mendatang.
"Pemerintah akan membuat tawaran yang baru dan lebih berani untuk mengejar kesepakatan [Brexit] pekan ini," ujar May setelah perbincangan lintas partai runtuh akhir pekan lalu, seperti dikutip melalui Bloomberg, Senin (20/5/2019).
Drama lainnya juga masih bergejolak di dalam parlemen, pesimisme semakin berkembang terkait apakah May mampu menarik suara yang cukup dari para anggota parlemen.
Sebuah dokumen yang bocor ke media beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa rencana baru May hanyalah vulkanisir dari beberapa ide lama.
Partai Konservatif bersiap untuk memilih pemimpin baru sementara pada saat yang sama partai penguasa di parlemen Inggris ini harus siap menghadapi kekalahan memalukan pada pemilihan di Parlemen Eropa pekan ini.
Sementara itu, Partai Brexit besutan veteran anti-Uni Eropa, Nigel Farage, memipin pada sebuah jajak pendapat Opinium yang dilakukan Observer pada akhir pekan lalu dengan suara sebanyak 34 persen.
Partai Konservatif tertinggal pada posisi keempat dengan jumlah suara 12 persen.