Bisnis.com, JAKARTA – Usai periode pemilihan umum, banyak investor, pelaku usaha, atau pembeli properti dari end user yang kembali terjun ke pasar properti, dan salah satu lokasi yang segar untuk dijadikan sasaran investasi ada di Suramadu.
Periode Pemilhan Umum yang panjang, terutama pada pemilihan presiden, membawa pengaruh besar pada sektor bisnis. Pelaku usaha dan investor banyak yang menunda aksi bisnisnya sambil menunggu kondisi lebih kondusif.
Salah-satu sektor yang paling terkena imbasnya adalah industri dan bisnis properti yang dalam dua tahun terakhir bergerak sangat lambat, tumbuh hanya 3 persen. Namun, pascausainya Pemilu 2019 kalangan pengembang optimistis bisnis properti akan melaju kencang.
Salah satu kawasan yang belum banyak disadari potensinya adalah Suramadu di wilayah Surabaya Timur, dekat perbatasan Surabaya Utara. Kawasan ini berpeluang menjadi kawasan wisata resor pantai mengikuti jejak kawasan rekreasi Ancol di Jakarta Utara, seiring dengan pengembangan infrastruktur, sarana olahraga bertaraf internasional, pantai Suramadu menjadi kawasan wisata.
Satrio Sujatmiko, Project Director PT PP Properti Suramadu, Surabaya, menyatakan, pasca pemilu kinerja industri properti akan tumbuh dengan cepat, terutama pada kuartal IV/2019.
Selain kawasan-kawasan yang berada di lokasi strategis, wilayah-wilayah baru yang harga propertinya masih under-value dan dengan potensi pertumbuhan kenaikan harga cukup besar akan diburu para investor.
“Kenyataannya kota-kota tepi laut seperti Sydney, Venesia, Helsinki, San Sebastian, dan Singapura, merupakan kota paling maju dengan harga properti sangat mahal. Suramadu sendiri dalam 2 tahun terakhir ini sedang berkembang pesat dan mulai dilirik oleh pelaku bisnis dan investor,” kata Satrio, dikutip dalam keterangan resmi, Minggu (19/5/2019).
Menurut Satrio, ke depan kawasan Suramadu dapat menjadi waterfront city terbaik di Indonesia dengan dikembangkannya beberapa infrastruktur di sana. Kelebihan Suramadu di antaranya memiliki real sea view dan ke depan akan dilintasi JLLT (Jalur Lingkar Luar Timur) yang akan menghubungkan Pelabuhan Tanjung Perak – Bandara Ir. Juanda.
“Dalam rencana Pemerintah Kota, jalan tol di Surabaya ini akan melingkar, Suramadu berada di posisi timurnya dan bersambungan dengan CitraLand Surabaya [Surabaya Barat] via JLLB Jalur Lingkar Luar Barat, dan ini akan berdampak positif terhadap Suramadu,” kata Satrio.
Contoh nyata dari dampak positif pembangunan infrastruktur terhadap satu kawasan, sebut Satrio, adalah Jalan Soekarno, Surabaya. Sebelum dibangun MERR (Middle East Ring Road) tidak ada yang mau beli lahan dan tinggal di daerah rawa-rawa itu. Rumah harga Rp200 juta pun tidak ada yang tertarik. Sedangkan, sekarang harganya sudah naik minimal Rp500 jutaan.
“Sama seperti di Surabaya Barat, dulu tidak ada yang mau tinggal di sana, sekarang mereka berebut. Ini juga akan dialami oleh Surabaya Timur, khususnya kawasan Suramadu. Karena di Barat sudah ramai, sekarang Pemkot ingin mengembangkan wilayah Timur dan Utara, biar merata,” jelasnya.
Tidak hanya itu, kawasan Suramadu ini akan makin strategis karena dikelilingi sarana olahraga bertaraf internasional, Surabaya International Velodrome dan Indoor Shooting Range yang oleh Pemkot Surabaya ke depan dijadikan tempat penyelenggaraan kejuruan-kejuruan internasional.
Ditambah lagi, rencana pembangunan cable car yang diinisiasi Pemkot Surabaya untuk mendukung Suramadu sebagai kawasan wisata bertaraf internasional.