Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Pembangkit Geotermal Siap Beroperasi Komersial Tahun Ini

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan tiga pembangkit geotermal berkapasitas total 180 MW akan beroperasi komersial pada 2019.
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan tiga pembangkit geotermal berkapasitas total 180 MW akan beroperasi komersial pada 2019.

Adapun tiga pembangkit geotermal tersebut yakni pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Muaralaboh unit I berkapasitas 80 MW, PLTP Sorik Merapi unit I berkapasitas 45 MW, dan PLTP Sokoria unit I berkapasitas 5 MW.

Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari mengatakan beroperasinya tiga PLTP tersebut akan menambah pemanfaatan kapasitas total terpasang energi panas bumi di Indonesia. Saat ini pemanfaatan kapasitas total terpasang energi panas bumi di Indonesia adalah sebesar 1.948,5 Mega Watt (MW).

Berdasarkan eksplorasi, potensi panas bumi di tiga wilayah kerja tersebut sebenernya jauh lebih besar daripada PLTP yang akan dipasang. Adapun wilayah kerja panas bumi (WKP) Muaralaboh memiliki potensi 220 MW, WKP Sorik Merapi memiliki potensi 240 MW, dan WKP Sokoria 30 MW.

Menurutnya, keberhasilan pemanfaatan panas bumi berdasarkan hasil eksplorasi memang menjadi tantangan sendiri bagi pengembang. Sebab, tidak selamanya, WKP yang dimaksud akan menghasilkan energi panas bumi sebesar hasil survey. Pengembang pun membutuhkan waktu cukup lama yakni kira-kira hingga tujuh tahun lamanya untuk menggali setiap sumur yang berpotensi menghasilkan panas bumi sebagai energi pembangkitan.

"Jadi memang itu tantangan karena risiko eksplorasi tadi meskipun ada studi kira-kira sumbernya ada di sini tapi keberhasilan eksplorasi itu sendiri 50% ada dan 50% tidak dari studi awal itu," katanya, Selasa (14/5/2019) malam.

Kementerian ESDM pun setidaknya telah memiliki sembilan daftar WKP yang bisa dieksploitasi dengan kapasitas total pengembangan 1.262 MW. Wilayah kerja tersebut yakni WKP Sungai Penuh 110 MW, Lumut Balai 225 MW, Hululais 165 MW, Cibuni 10 MW, Tabanan 65 MW, Tulehu 7 MW, Muaralaboh 220 MW, Rantau Dedap 220 MW, Sorik Merapi 240 MW.

Sementara, ada 22 WKP yang sudah dieksplorasi dengan rencana pengembangan total 1.745 MW. Wilayah kerja itu yakni Arjuno Welirang 185 MW, Atadei 10 MW, Baturaden 220 MW, Blawan Ijen 110 MW, Candi Umbul Telomoyo 55 MW, Danau Ranau 40 MW, Gunung Lawu 110 MW, Gunung Rajabasa 220 MW, Gunung Sirung 5 MW, Gunung Talang - Bukit Kili 20 MW, Gunung Tangkuban Perahu 60 MW, Gunung Ungaran 55 MW, Jaboi 10 MW, Kaldera Danau Banten 110 MW, Kepahiang 110 MW, Oka-ile Ange 10 MW, Saulawah Agam 110 MW, Sokoria 30 MW, Songa Wayaua 10 MW, Tampomas 45 MW, Telaga Ngebel 165 MW, dan Way Ratai 55 MW.

"Yang masih dalam tahap eksplorasi banyak sekali," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper