Bisnis.com, BANDUNG BARAT--PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menargetkan progres konstruksi Kereta Cepat Jakarta Bandung sebesar 59,78 persen pada akhir 2019. Kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu dijadwalkan beroperasi pada 2021.
Direktur Utama KCIC Chandra Dwi Putra mengatakan saat ini progres konstruksi telah mencapai 17,38 persen. Dia menuturkan pekerjaan konstruksi akan digenjot pada semester 2019 dengan menambah tenaga kerja dan mobilisasi alat lebih massif.
Menurut Chandra, konstruksi di semester pertama belum bisa dipacu karena faktor cuaca dan pemilihan umum. "Progres 59 persen itu semua pekerjaan struktur, termasuk tunnel 4 di Purwakarta dan tunnel Walini kami targetkan selesai tahun ini," ujar Chandra di Walini, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (14/5/2019).
Menteri BUMN Rini M. Soemarno saat meninjau Terowongan Walini, Kabupaten Bandung Barat./Arif Budisusilo
Secara keseluruhan, ada 13 terowongan yang dibangun di jalur kereta sepanjang 142 kilometer. Hari ini, KCIC berhasil menembus terowongan di Walini sepanjang 608 meter. Terowongan ini memiliki lebar diameter dalam 12,6 meter dan lebar diameter luar 14,3 meter.
Baca Juga
Chandra menuturkan, pihaknya juga memulai ujicoba alat bor tunnel boring machine (TBM) yang dipasang di bawah jalan tol Jakarta-Cikampek KM 3+300. Alat bor yang didatangkan dari Tiongkok ini dijadwalkan beroperasi pada Juni 2019.
Nantinya, TBM akan bekerja secara intensif selama 24 jam tanpa henti. Pada kecepatan tertinggi mesin bor ini memiliki mata bor (cutting knives) yang dirancang khusus dari logam keras dan dapat melubangi lapisan tanah sepanjang delapan meter per harinya.
Chandra menyebut, konstruksi kereta cepat dijadwalkan rampung pada akhir 2020 sehingga bisa beroperasi pada April 2021. Operasional kereta cepat bakal memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung dari 3 jam menjadi 45 menit. Proyek ini juga bakal menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara.