Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif & Volume Perdagangan Jadi Poin Utama Negosiasi AS-China

Perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sudah berlangsung sejak awal tahun ini ternyata masih memiliki tiga perbedaan yang belum terpecahkan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott, di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019)./REUTERS-Jorge Silva
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott, di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019)./REUTERS-Jorge Silva

Bisnis.com, JAKARTA - Perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sudah berlangsung sejak awal tahun ini ternyata masih memiliki tiga perbedaan yang belum terpecahkan, salah satunya tentang tarif.

China percaya bahwa tarif adalah asal mula sengketa perdagangan, mereka mempertimbangkan penghapusan semua tarif tambahan yang telah diberlakukan sejak tahun lalu adalah prasyarat untuk mencapai kesepakatan.

Sedangkan negosiator AS memandang mempertahankan tarif adalah kesepakatan utama untuk mencapai kesepakatan dagang.

Yang kedua adalah tentang pengadaan pembelian di mana kedua ekonomi terbesar dunia ini masih berselisih terkait volume pengiriman.

Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan bahwa Trump dan Presiden China Xi Jinping telah menyepakati sejumlah poin penting terkait nilai dan angka perdagangan, ketika mereka bertemu di Argentina pada Desember lalu dalam rangka menentukan gencatan senjata perang tarif.

"Perbedaan yang ketiga adalah seberapa imbang isi teks dari naskah perjanjian itu," kata Liu seperti dikutip Bloomberg, Senin (13/5/2019).

Berdasarkan publikasi yang dimuat pada media asuhan Partai Komis China yakni People's Daily dan kantor berita resmi Xinhua, China tidak akan pernah menyerah di bawah tekanan dari AS dan tidak akan berkompromi soal prinsip.

China telah menegaskan bahwa AS harus menghapus seluruh tarif tambahan untuk melanjutkan hubungan dagang bilateral yang ideal.

"China juga jelas mensyaratkan bahwa angka-angka perdagangan harus realistis, serta isi perjanjian harus seimbang dan dinyatakan dalam istilah yang dapat diterima oleh rakyat China dan tidak merusak kedaulatan dan martabat negara," seperti dikutip melalui People's Daily.

Kantor berita Xinhua, yang juga melaporkan tiga perbedaan serupa, mengatakan menghapus semua tarif tambahan adalah kesepakatan bersama dari pelaku bisnis dan pertanian AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper