Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebut ada sisi positif lain yang dapat diambil dengan penerapan satu arah saat puncak arus mudik dan balik Lebaran 2019, di tol Trans-Jawa.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menuturkan, perekonomian masyarakat di jalan nontol akan menggeliat dengan diterapkannya satu arah tersebut.
Pasalnya, setiap kendaraan yang mengarah sebaliknya pasti harus melalui jalur jalan nasional atau alternatif yang akan mendukung perekonomian di daerah tersebut.
Menurutnya, hal ini memang telah menjadi salah satu perhatiannya saat membuat kebijakan. “Dengan kita berlakukan one way ini kita harapkan masyarakat dari Semarang, saat arus mudik akan pakai jalan negara biasa," terangnya dalam keterangan yang diterima, Jumat (10/5/2019).
"Skema lainnya, kalau rest area di jalan tol penuh, masyarakat kami imbau untuk keluar dulu kemudian ke rest area lain di luar tol serta masuk ke kota-kota terdekat dahulu baru setelah keluar nanti bisa masuk kembali. Saya kira dengan adanya one way nanti akan bayak juga masyarakat pakai jalan negara atau jalan arteri,” jelasnya.
Sistem one way atau satu arah ini akan diberlakukan untuk arus mudik mulai dari Cikarang Utama sampai dengan KM 262 atau Brebes Barat. Kendaraan dari arah timur, dari Brebes Barat akan keluar menggunakan jalan arteri atau jalan negara sampai ke Cirebon kemudian Indramayu sampai ke Jakarta.
Sistem satu arah Ini mulai berlaku pada 30 Mei- -2 Juni dan berlangsung selama 24 jam penuh.
Sementara itu, pada arus balik nanti, one way akan mulai dari Palimanan sampai KM 29, sehingga masyarakat yang dari Jakarta ke arah Bekasi masih dapat menggunakan jalan tol.