Bisnis.com, SINGAPURA – Perubahan lanskap perekonomian global sebagai imbas dari munculnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) menjadi tantangan bagi banyak negara, tak terkecuali negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Bagi Indonesia, sebagai negara yang masih menggantungkan ekspor pada sektor komoditas jelas akan terkena imbas dari ketidakpastian global tesebut. Hal itu terjadi karena permintaan komoditas berkurang dan secara otomatis akan memangkas ekspor.
Namun menurut Presiden Direktur Maybank Kim Eng Sekuritas Wilianto Le, trade war tidak hanya berdampak negatif, tetapi juga memiliki dampak positif. Peluang itu muncul misalnya, ketika China menyiasati situasi tersebut dengan merelokasi industrinya ke luar negeri.
“Mereka kan sekarang makin lama makin mahal, jadi di situ itu kami melihat banyak peluang. Ketika China investasi keluar, itu sebenarnya sangat bagus bagi negara-negara lain,” ungkap Wilianto di sela acara Maybank Invest Asia 2019 di Singapura, Kamis (9/5/2019).
Namun demikian, Wilianto menyebut bahwa untuk menarik limpahan investasi dari relokasi industri tersebut tidak mudah. Banyak negara lain di Asia Tenggara misalnya Vietnam atau Thailand yang juga menjadi pesaing utama Indonesia.
Dengan kondisi tersebut, pemerintah harus melakukan banyak terobosan. Tidak hanya pada satu atau dua aspek, tetapi terobosan yang sifatnya menyeluruh baik dari sisi insentif, regulasi, maupun pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Baca Juga
“Dukungan pemerintah sangat penting, terutama dalam membuat kebijakan yang ramah terhadap investasi,” ungkapnya.
Maybank Invest Asia 2019 di Singapura diselenggarakan salama dua hari yakni Kamis (9/5/2019) sampai dengan Jumat (10/5/2019). Salah satu tujuan penyelenggaran acara tersebut adalah meyakinkan para investor bahwa masih ada peluang di tengah ketidakpastian global.