Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan harga rumah di Britania Raya tetap lamban pada April karena pasar di Inggris Selatan dan London anjlok.
Survei Royal Institution of Chartered Surveyors menunjukkan bahwa indeks pasar properti Inggris tak bergerak karena tak ada pembeli baru lantaran harganya terlampau tinggi.
Dalam tiga bulan ke depan diperkirakan penjualan tetap flat, atau bahkan menurun di seluruh Inggris.
Ajuan Inggris untuk hengkang dari Uni Eropa terus membebani pasar perumahan dalam beberapa bulan belakangan, membawa kerugian besar terutama bagi pasar di wilayah Tenggara dan Pusat.
Survei RICS menyebut bahwa Brexit menjadi faktor utama yang membuat pemilik tanah akhirnya juga keluar dari pasar, ditambah dengan adanya perubahan aturan penggusuran dan larangan biaya sewa.
Adapun, penjual kini bersikap lebih realistis untuk menaruh harga melihat pasarnya yang melambat. Penjualan diperkirakan akan membaik dalam setahun ke depan.
Baca Juga
"Meskipun pemberian harga mulai rendah dan masuk akal, ada keyakinan dari peserta survei bahwa pasar akan kembali pulih dalam waktu dekat," kata Simon Rubinsohn, Kepala Ekonom RICS, dilansir Bloomberg, Kamis (9/5/2019).
Namun, Rubinsohn menambahkan, pembeli dan pengguna RICS masih mengalami penurunan dan penjualan diperkirakan dalam setahun hanya akan sedikit bergerak positif.