Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berkomitmen akan terus mendorong budaya menabung sejak dini, khususnya bagi para pelajar di Tanah Air. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan saving ratio, sehingga lebih kebal terhadap aksi capital reversal atau pembalikan dana asing.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, peningkatan tabungan melalui program inklusi keuangan merupakan kebijakan yang perlu terus didorong.
Pasalnya, saving ratio Indonesia pada 2017 tercatat sebesar 30,9%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Singapura dan China yang telah mencapai 49% serta Filipina 44%.
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) tersebut menilai, rendahnya saving ratio mengakibatkan tingginya ketergantungan Indonesia pada dana asing termasuk dana jangka pendek, sehingga rentan terhadap capital reversal.
"Jadi kalau tidak mau terlalu bergantung ke dana asing, kita harus mau menabung. Menanamkan budaya menabung sejak dini kepada pelajar seperti yang dilakukan pada hari ini merupakan awal yang baik dalam meningkatkan tabungan nasional,” ujar Darmin, Kamis (2/5/2019).
Dia menegaskan, pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus mendorong program inklusi keuangan. Diantaranya melalui gerakan pembukaan rekening bagi pelajar, gerakan menabung, dan peningkatan literasi keuangan. Adapun indeks keuangan inklusif di tahun ini ditargetkan mencapai 75%.
Baca Juga
"Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional ini, saya gembira melihat antusiasme anak-anak kita, para pelajar yang semangat mengikuti Simpanan Pelajar Day, yang mau menabung sejak dini,” ujarnya.
Oleh sebab itu, kata Darmin, dengan menggunakan Simpanan Pelajar (Simpel), para pelajar di Tanah Air dapat mulai belajar bagaimana mengatur uang jajan dan menabung untuk membeli sesuatu yang dibutuhkan tanpa harus meminta kepada orang tua.
Terlebih lagi, lanjut dia, dengan menyimpan tabungan di bank, uang akan aman dan bisa berkembang. Apalagi, perkembangan teknologi dan kemajuan zaman telah mentransformasi gaya hidup masyarakat sehingga turut memudahkan pelajar untuk menabung.
Bagi Darmin, dengan membudayakan aktivitas menabung, anak-anak muda Indonesia akan mampu membangun pondasi ekonomi yang kuat untuk bangsa. "Pelajar adalah aset dan penentu masa depan bangsa dan negara yang kita cintai. Calon pemimpin pembangunan negara kita,” katanya.
Di sisi lain, dia juga mengapresiasi usaha OJK bersama Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dan industri perbankan dalam menyelenggarakan acara Simpel Day - Aksi Menabung Pelajar Indonesia 2019 yang digelar di Kementerian Keuangan.
Dia berharap kegiatan itu dapat terus dilanjutkan dengan melakukan acara yang melibatkan sekolah-sekolah.
“Kegiatan bisa dilakukan dengan cara melakukan kunjungan ke sekolah dengan lebih sering, membuka layanan perbankan di sekolah melalui agen bank di sekolah, atau membuat acara-acara seperti ini yang bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menabung,” ujarnya.
Adapun untuk mendukung aksi tersebut, saat ini sedang diproses penetapan Keputusan Presiden tentang Hari Indonesia Menabung yang akan dirayakan setiap 20 Agustus, agar acara seperti ini bisa berkelanjutan dan dirayakan secara berkala.