Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transportasi di Jabodetabek Bukan Sekadar Perkara Tarif yang Terjangkau

Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Chamdan Purwoko menilai perkara transportasi di wilayah Jabodetabek tidak hanya harus terjangkau dari sisi biaya.
Pengamat/Ahli Hukum Tata Negara Ahmad Redi, (kiri ke kanan) Wakil Ketua Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo, Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Chamdan Purwoko, Kepala Badan Pengelola BPTJ Bambang Prihartono, CEO Toll Road Business Group Astra Kris Adi Sudiyono berfoto bersama menjelang diskusi panel Menyoal Masa Depan SistemTransportasi Jabodetabek, yang diselenggarakan Bisnis Indonesia di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (2/5/2019)./Bisnis-Hafiyyan
Pengamat/Ahli Hukum Tata Negara Ahmad Redi, (kiri ke kanan) Wakil Ketua Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo, Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Chamdan Purwoko, Kepala Badan Pengelola BPTJ Bambang Prihartono, CEO Toll Road Business Group Astra Kris Adi Sudiyono berfoto bersama menjelang diskusi panel Menyoal Masa Depan SistemTransportasi Jabodetabek, yang diselenggarakan Bisnis Indonesia di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (2/5/2019)./Bisnis-Hafiyyan

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Chamdan Purwoko menilai perkara transportasi di wilayah Jabodetabek tidak hanya harus terjangkau dari sisi biaya tetapi juga perlu ada konektivitas yang memadai.


"Data BPTJ [Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek], ada 50 juta pergerakan orang di Jabodetabek, di internal Jakarta, ini yang harus diatur dan pentingnya ada transportasi umum. Tugas BPTJ memindahkan transportasi pribadi ke umum, ada faktor lain selain hitung-hitungan lebih murah pakai umum, yakni konektivitas," katanya dalam Diskusi Panel Bisnis Indonesia, di Hotel Grand Sahid, Kamis (2/5/2019).


Selain itu, dia juga menyampaikan urgensi pembenahan transportasi Jabodetabek tersebut mengingat data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat kerugian kemacetan mencapai Rp67 triliun per tahun.

Sementara itu, wilayah Jabodetabek berkontribusi terhadap ekonomi nasional mencapai 60%. "Kalau ekonomi mandeg ini bahaya, kemacetan tidak diurai akan berdampak terhadap ekonomi nasional," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper