Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Tekanan Global, Asean+3 Pererat Konsumsi dan Perdagangan

Negara-negara Asia Tenggara plus China, Jepang, dan Korea Selatan optimistis pertumbuhan ekonomi dan daya tahan kawasan ini akan mampu mendukung keberlanjutan ekonomi regional.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kedua dari kanan) menandatangani Asean Trade in Services Agreement (ATISA) dan protokol keempat amandemen Asean Comprehensive Investment Agreement (ACIA) dalam pertemuan 25th Asean Economic Ministers Retreat (AEM Retreat) di Thailand, Selasa (23/4/2019)/Bisnis-Deandra Syarizka
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kedua dari kanan) menandatangani Asean Trade in Services Agreement (ATISA) dan protokol keempat amandemen Asean Comprehensive Investment Agreement (ACIA) dalam pertemuan 25th Asean Economic Ministers Retreat (AEM Retreat) di Thailand, Selasa (23/4/2019)/Bisnis-Deandra Syarizka

Bisnis.com, JAKARTA -- Negara-negara Asean bersama China, Jepang, dan Korea Selatan (Asean+3) optimistis akan kelanjutan pertumbuhan ekonomi serta daya tahan sektor keuangan regional di tengah munculnya kebijakan proteksionisme, melemahnya permintaan dunia, serta mengetatnya kondisi keuangan global.
 
Optimisme dan kesamaan pandangan tersebut kuat mengemuka pada pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Asean+3 yang berlangsung di Nadi, Fiji pada Kamis (2/5/2019), yang juga bertepatan dengan peringatan 20 tahun kerja sama kawasan Asean+3.
 
“Dalam menghadapi tantangan global, negara anggota Asean+3 melakukan mitigasi dengan mendorong konsumsi dan perdagangan di kawasan," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo, Kamis (2/5). 
 
Dia menambahkan rekalibrasi bauran kebijakan moneter, fiskal, dan makroprudensial diterapkan dengan penekanan pada ketahanan keuangan serta kesinambungan pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan inklusif. 
 
Selain itu, reformasi struktural dilanjutkan dengan konsisten, termasuk mengeksplorasi pemanfaatan inovasi digital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
 
Pada pertemuan tersebut, negara-negara Asean+3 sepakat untuk mengadopsi visi "Strategic Directions of ASEAN+3 Finance Process”, berupa inisiatif dan rencana kerja Asean+3 dalam jangka menengah-panjang untuk mengeksplorasi area potensial dalam rangka memperkuat ketahanan di kawasan. 
 
"Inistiatif dan rencana kerja tersebut mencakup penguatan Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) sebagai jaring pengaman keuangan kawasan," tutur Dody.
 
Peranan CMIM sebagai regional self-help mechanism terus diperkuat dari sisi kerangka kerja dan operasionalisasi agar senantiasa relevan serta responsif terhadap kebutuhan negara anggota Asean+3. 
 
Harmonisasi CMIM sebagai Regional Financial Arrangement (RFA) dengan fasilitas IMF sebagai Global Financial Safety Net (GFSN) juga terus ditingkatkan agar semakin selaras.
 
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh lembaga internasional Asean+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Asian Development Bank (ADB), serta International Monetary Fund (IMF) sebagai mitra Asean+3. Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk bertukar pandangan mengenai kondisi terkini dan prospek perekonomian dan sektor keuangan, baik regional maupun global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper