Bisnis.com, JAKARTA - Pakar maritim Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Raja Oloan Saut Gurning mengapresiasi rencana Pelindo III meremajakan peralatan di Terminal Peti Kemas Surabaya untuk mempertahankan pasar setelah tidak lagi bermitra dengan Dubai Port (DP) World.
"Saya kira usaha teknis yang baik untuk meningkatkan kinerja dan preferensi pengguna jasa bagi TPS dibandingkan dengan operator terminal lain yang secara eksis berhadapan dan bersaing dengan TPS," katanya saat dihubungi, Senin (29/4/2019).
Selain itu, diferensiasi TPS, khususnya untuk trafik kapal dan kontainer luar negeri perlu diperkuat. Apalagi, setelah Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) mengalami pendangkalan dan pelebaran, TPS semestinya lebih potensial melayani kapal-kapal kontainer berdimensi besar dengan draf kapal yang juga besar.
Di samping itu, pengguna jasa menuntut kinerja tinggi dibarengi efisiensi yang andal sehingga dapat memberi nilai tambah. Untuk itu, pendalaman kolam dermaga TPS perlu dipertimbangkan untuk mengantisipasi kebutuhan kapal-kapal besar.
Saut juga mengusulkan agar Pelindo III mulai berencana menggarap ekspansi atau konsolidasi pengguna jasa internasional untuk memperkuat basis layanan dan pilihan pengguna jasa TPS.
"Caranya mungkin dengan membuka atau menciptakan jejaring pelabuhan dan pelayaran atau port and shipping networks di luar negeri, khususnya regional Asia dan Australia yang relatif dekat dengan TPS," tuturnya.
Pelindo III akan membenahi fasilitas terminal untuk mempertahankan pasar yang sudah terbentuk setelah kerja sama dengan DP World di Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS) diakhiri.
Perseroan akan meremajakan peralatan untuk meningkatkan produktivitas dan memberikan layanan lebih prima. Secara bertahap dalam 3-4 tahun ke depan, empat unit container crane, 24 unit rubber tyred gantry (RTG), dan 100 unit truk akan diremajakan dengan estimasi investasi Rp2 triliun.