Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaringan Perpipaan Air Minum akan Direhabilitasi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal merehabilitasi jaringan perpipaan air minum untuk menekan konsumsi air minum dalam kemasan, yang sudah mencapai 6 miliar botol per tahun.
Petugas mengecek pompa utama Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (15/11/2018)./ANTARA-Zabur Karuru
Petugas mengecek pompa utama Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (15/11/2018)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana merehabilitasi jaringan perpipaan air minum untuk menekan konsumsi air minum dalam kemasan.

Upaya ini sejalan dengan target penambahan sambungan pelanggan baru sebanyak 10 juta dalam 5 tahun ke depan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan konsumsi air minum dalam kemasan telah mencapai 6 miliar botol per tahun. Dia mengungkapkan konsumsi air minum dalam kemasan tidak terhindarkan karena air yang diproduksi oleh perusahaan daerah air minum tidak bisa langsung dikonsumsi.

"Satu meter kubik bottle water itu berapa harganya? Ada yang Rp6 juta. Padahal kalau air PDAM hanya Rp6.000," jelas Basuki di Tangerang, baru-baru ini.

Di samping menambah sambungan baru, rehabilitasi jaringan perpipaan juga perlu dilakukan agar kualitas air yang diproduksi layak untuk langsung dikonsumsi. 

Berdasarkan data Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), jumlah sambungan di 374 PDAM mencapai 11,42 juta sambungan pelanggan pada 2018. Dengan kata lain, target penambahan 10 juta sambungan bakal meningkatkan akses perpipaan dua kali lipat dari kondisi eksisting.

Untuk diketahui, akses air minum layak saat ini belum mencapai 100 persen. Selain itu, akses akses minum melalui jaringan perpipaan juga masih rendah, yakni di bawah kisaran 30 persen.

Hingga akhir 2019, Kementerian PUPR memproyeksi akses air minum akan mencapai 76,2 persen.

Menurut Basuki, dalam 5 tahun ke depan, pihaknya bakal memprioritaskan pembangunan di sektor air minum sehingga target penyediaan akses air minum 100 persen bisa dicapai. Untuk itu, Kementerian PUPR membuka peluang bagi badan usaha untuk terlibat dalam pengusahaan SPAM seiring dengan keterbatasan anggaran pemerintah.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga sebelumnya mengungkapkan hingga saat ini, kerja sama pada proyek air minum sudah berjalan. Namun, kapasitas produksi belum cukup untuk menutupi kebutuhan.

Oleh karena itu, proyek-proyek kerja sama perlu terus digalakkan.

"Kami berharap 70 persen [investasi] dari swasta dan ini kuncinya ada di tarif," terangnya.

Dalam catatan Bisnis, hingga saat ini, sudah ada tiga proyek air minum yang digulirkan dengan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), yaitu SPAM Umbulan (4.000 liter per detik/lpd), SPAM Bandar Lampung (750 lpd), dan SPAM Semarang Barat (750 lpd). Satu proyek lagi dengan skema KPBU yang siap dilelang adalah SPAM Jatiluhur Tahap I berkapasitas 5.000 lpd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper