Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) melansir terhambatnya rencana pembangunan jalan tol Padang - Pekanbaru di seksi IV yang menghubungkan Pekanbaru dengan Bangkinang sejauh 38 kilometer.
Hal ini dilakukan seiring progres pembebasan lahan yang lambat di seksi I Padang - Sicincin.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan progres pembebasan lahan yang lambat di seksi I membuat konstruksi juga terhambat. Di seksi sejauh 28 kilometer ini, groundbreaking atau pencanangan pembangunan sudah digelar sejak Februari 2018.
"[Tol Padang] Masih macet. Habis pemilu gubernur harus turun lagi, harus dipercepat [pembebasan lahannya] atau kita cari starting lain, bisa mulai dari Pekanbaru," jelasnya kepada Bisnis di Tangerang, Rabu (24/4/2019).
Sebagaimana diketahui, jalan tol Padang-Pekanbaru akan dibangun sepanjang 255 kilometer. Jalan tol ini dibangun oleh PT Hutama Karya (Persero) dengan masa konsesi selama 40 tahun. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) sudah diteken pada Juli 2018.
Jalan tol Padang-Pekanbaru terbagi menjadi enam seksi, dimulai dari seksi I Padang-Sicincin (28 kilometer), Seksi II Sicincin-Bukittinggi (41 kilometer), dan seksi III Bukittinggi-Payakumbuh (36 kilometer). Selanjutnya Seksi IV Payakumbuh-Pangkalan (43 kilometer), Seksi V Pangkalan-Bangkinang (56 kilometer), dan Bangkinang-Pekanbaru (38 kilometer).
Baca Juga
Direktur Keuangan Hutama Karya sebelumnya mengatakan pembangunan jalan tol di sisi Pekanbaru menuju Bangkinang sudah direncanakan. Hutama Karya masih melakukan konsultasi publik terkait dengan pengadaan lahan untuk jalan tol.
Di sisi lain, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR masih masih mematangkan rancangan terowongan pada ruas jalan tol Padang - Pekanbaru untuk mencari desain yang paling efisien. Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Sugiyartanto mengatakan detail engineering design (DED) terowongan harus dibuat dengan cermat dan harus mengutamakan aspek keselamatan.
Dia beralasan, selain dibangun di tengah hutan pegunungan Bukit Barisan, kawasan tersebut juga berada di jalur sesar Sumatra."DED-nya kami godok terus, pararel dengan konsultan Jepang. Kami harus cari alternatif yang paling murah karena cost membangun terowongan itu mahal," ujarnya.
Sugiyartanto menyebut, sebagian pendanaan pembangunan terwongan akan disokong pinjaman dari Jepang. Panjang terowongan yang dibangun Kementerian PUPUR sejauh 8,95 kilometer dengan kebutuhan dana US$420 juta. Pinjaman untuk pembangunan terowongan sudah masuk dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri atau green book.