Bisnis.com, JAKARTA – Permata Graha Land (PGL) Group meraih “The Best Trusted Property Company Of The Year 2019” dalam ajang Anugerah Citra Indonesia 2019 di Yogyakarta pada Jumat (12/4/2019).
Penghargaan yang diberikan oleh Nine Communication ini membuktikan Permata Graha Land mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, khususnya konsumen, investor, dan mitra di tengah kondisi pasar properti yang sedikit mengalami kelesuan di tengah tahun politik.
“Tidak gampang untuk mendapatkan kerpercayaan dari masyarakat, konsumen, investor, dan mitra di tengah kondisi pasar yang tidak bisa dipungkiri mengalami perubahan saat ini. Namun, berkat kerja keras seluruh tim, kami bisa membuktikannya dengan tingginya angka penjualan produk properti kami, terutama untuk proyek proyek vila kami di Bali,” kata Direktur Marketing Permata Graha Land Group, Satya Adi dalam rilisnya Kamis (18/4/2019).
Setelah sukses mengembangkan sejumlah proyek di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, PGL Group saat ini tengah menggarap proyek Marina Clifttop, tanah kavling untuk resor di daerah Uluwatu, Bali Selatan.
Proyek ini dikelilingi oleh sejumah hotel dan resor berskala internasional, seperti Banyan Tree, Karma Kandara, Sinaran Surga, dan The Ungasan Luxury Villa. Marina Clifftop dipasarkan dengan ukuran 60 m2–100 m2. Karena letaknya di atas tebing berbukit dan vpemandangan Pantai Melasti, vila ini nantinya memiliki sea view dan cliff view.
PGL Group, baru – baru ini juga meluncurkan proyek teranyarnya, proyek Ratnamaya Home Resort di daerah Pecatu, Uluwatu, Bali. Proyek yang hanya memiliki 20 unit vila premium eksklusif ini dikelilingi oleh sejumlah hotel atau resor berskala internasional, seperti Alila Villas Uluwatu, Bulgari Resort, The Edge, Ungasan Clifftop Resort.
Pada tahap pertama, pihaknya hanya akan memasarkan 12 unit unit saja dengan harga mulai Rp 1,5 miliar. Satya mengungkapkan, pemilik resor, selain bisa menempati sendiri, vilanya juga bisa disewakan. Seperti ketahui, harga sewa vila di daerah Pecatu dan Uluwatu permalamnya bisa mencapai Rp14 juta.
Namun, sambung Satya, untuk mendongkrak jumlah penyewa dan juga menyasar market turis yang membutuhkan penginapan dengan harga sewa yang lebih terjangkau, pihaknya bisa memasang harga sewa Rp2 juta–Rp3 juta/malam.
“Sebagai pengembang, kami terus mengikuti tren pasar dan membaca peluang yang ada. Tentunya, kami juga menyuguhkan produk properti kami yang semakin inovatif. Kami bersyukur jika akhirnya masyarakat tetap mempercayai dan berminat dengan proyek-proyek kami. Ini adalah buah dari kerja keras seluruh tim kami,” tutur Satya.