Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana membangun klaster ekonomi di daerah-daerah dengan potensi panas bumi untuk meningkatkan potensi pembangkit geothermal yang dimanfaatkan baru 11,5%.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Sutijastoto mejelaskan selama ini pasar terbesar industri pembangkitan berada di Sumatera dan Jawa.
Padahal, potensi panas bumi terbesar berada di wilayah Indonesia bagian timur.
Saat ini pihaknya sedang menjajaki Halmehera Tengah dan Utara yang memiliki potensi listrik dari panas bumi sebesar 800 Mega Watt (MW). Nantinya, di daerah tersebut akan dibangun industri perikanan dan pelabuhan.
Dengan industri tersebut, maka kebutuhan listrik akan meningkat sehingga pembangunan pembangkit salah satunya dari energi panas bumi akan dapat diamnfaatkan.
“Mungkin juga akan mengarah ke PLTU karena lebih murah, tatpi kemudian akan di back up oleh sistem lain yakni pembangkit panas bumi,” katanya kepada Bisnis, Selasa (16/4/2019).
Baca Juga
Indonesia memiliki potensi panas bumi yang cukup besar yakni 28.500 MW. Dari potensi tersebut, yang baru dimanfaatkan hanya 11,5% atau sebesar 3.300 MW.
Menurutnya, jalan peta atau road map pengembangan panas bumi juga sedang diupayakan.
Ditargetkan, road map ini akan rampung pada akhir 2019.
Dalam konsep Buku Road Map ini, kategori proyek PLTP dibagi menjadi tiga kategori, antaralain proyek eksisting, proyek pipeline, dan proyek potensial.
“Penolakan memang ada [panas bumi], ini kan masalah komunikasi,” katanya.