Bisnis.com, JAKARTA - Arus peti kemas melalui Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS) selama Januari-Maret 2019 tercatat 348.356 TEUs, naik 7,3% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan mengutip laman TPS, Senin (15/4/2019), produksi bongkar muat itu terdiri atas peti kemas domestik 26.398 TEUs dan peti kemas internasional 321.958 TEUs. Adapun sepanjang 2018, arus kontainer internasional naik 7,7% (year on year) menjadi 1,4 juta TEUs dan kontainer domestik melesat 38,2% (y-o-y) menjadi 108.898 TEUs.
TPS sejauh ini sudah mampu melayani kapal dengan muatan di atas 4.000 TEUs. Terakhir pada 6 April 2019, kapal berbendera Inggris, MV Holsatia yang membawa muatan 3.700 boks peti kemas atau 4.600 TEUs sandar di TPS.
Kapal panamax dengan panjang (LoA) 261 meter, berat 39.941 ton, dan draft 11,5 ini mempunyai rute Singapura-Surabaya-Singapura dan akan dioperasikan secara bergantian oleh konsorsium perusahaan pelayaran Ocean Network Express (ONE) dan sembilan perusahaan pelayaran lainnya. Layanan kapal ini akan diberikan setiap Rabu dan Sabtu dengan volume bongkar muat yang relatif sama.
Kedatangan MV Holsatia membuat TPS mencetak sejarah baru. Sebelumnya, volume bongkar muat dalam satu kapal yang dilayani TPS rata-rata 1.700-2.000 boks atau 2.700-3.200 TEUs.
Sejak 2016, pelayanan kapal berkapasitas lebih dari 4.000 TEUs di TPS terus meningkat seiring dengan peningkatan perdagangan di rute-rute inter Asia.
Seiring dengan dinamika itu, TPS beberapa tahun terakhir terus berbenah. Pendalaman kolam dermaga internasional dilakukan dari semula minus 10,5 m (LWS) menjadi sama dengan kedalaman alur pelayaran barat surabaya (APBS), yakni minis 13 m (LWS).
Penambahan tiga unit container crane (CC) pada 2017 dengan spesifikasi twin lift mampu mengangkat dua peti kemas sekaligus dan jangkauan 16 baris merupakan CC dengan spesifikasi terbaik di Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya.
TPS juga mengganti mesin diesel menjadi listrik sehingga mampu meningkatkan kinerja bongkar muat per crane menjadi 27,7 boks per crane per jam (BCH) dari sebelumnya rata-rata 25 BCH.
TPS merupakan salah satu anak perusahaan Pelindo III yang pada 29 April 1999 diprivatisasi oleh P&O Dover dengan kepemilikan saham 49%. Pada 2004, TPS telah mencapai throughput lebih dari 1 juta TEUs.
Pada 1 Maret 2006, Holding Company P&O Port diakuisisi oleh DP World sehingga seluruh aset dan penyertaan milik P&O Dover berpindah ke DP World, termasuk saham 49% di TPS. Dengan demikian, komposisi saham TPS adalah 51% milik PT Pelindo III dan 49% milik DP World.