Bisnis.com,JAKARTA— Isu pembentukan holding BUMN menjadi sorotan dalam Debat Capres-Cawapres ke-5 di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4/2019).
Dalam debat putaran terakhirnya, Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga S. Uno menyinggung soal rencana pembentukan holding penerbangan.
Menurut Sandi, rencana pemerintah itu mendapat kecaman dari serikat karyawan BUMN terkait.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, holding pertama yang terbentuk di era Pemerintahan Joko Widodo yakni Holding BUMN Industri Pertambangan pada 2017. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menjadi induk usaha dengan anggota PT Aneka Tambang Tbk., PT Timah Tbk., dan PT Bukit Asam Tbk.
Selanjutnya, pada 2018, terbentuk Holding BUMN Minyak dan Gas. Dalam kelompok usaha itu, PT Pertamina (Persero) menjadi induk usaha dengan anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Terdekat, dua kelompok usaha baru akan segera terbentuk yakni di sektor infrastruktur dan kostruksi. Saat ini, pembentukan Holding BUMN Infrastruktur dan Konstruksi serta Holding BUMN Pengembangan Perumahan dan Kawasan tengah memasuki tahap finalisasi.
Sebagai catatan, holding BUMN infrastruktur akan beranggotakan Hutama Karya (Persero) sebagai induk, dengan anggota Jasa Marga, Adhi Karya, Waskita Karya, PT Yodya Karya (Persero), dan PT Indra Karya (Persero).
Adapun, Holding BUMN Pengembangan Perumahan dan Kawasan akan beranggotakan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT PP (Persero) Tbk., PT Virama Karya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Indah Karya (Persero) dan PT Bina Karya (Persero) dengan Perum Perumnas sebagai induk.
Baru-baru ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno mengatakan akan membentukan holding penerbangan. Tujuannya, untuk memperkuat neraca keuangan di sektor tersebut.
Sebelumnya, dia menargetkan sejumlah holding akan terbentuk tahun ini di antaranya sektor suransi, keuangan, pelabuhan dan industri strategis.