Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kelebihan Pasokan Perkantoran Berlangsung Hingga 3 Tahun Ke Depan

Penyediaan perkantoran diperkirakan mulai membaik setelah pemilihan umum berlngsung. Namun, jumlah pasokan yang melebihi permintaan diperkirakan masih mengganggu bisnis itu.
Siluet gedung perkantoran dan apartemen saat matahari terbenam, di Jakarta, Rabu (29/3)./REUTERS-Darren Whiteside
Siluet gedung perkantoran dan apartemen saat matahari terbenam, di Jakarta, Rabu (29/3)./REUTERS-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA—Bisnis penyediaan perkantoran diperkirakan mulai membaik setelah pemilihan umum berlngsung. Namun, jumlah pasokan yang melebihi permintaan diperkirakan masih mengganggu bisnis itu.

Savills memprediksikan, periode jumlah pasokan lebih banyak dibandingkan dengan serapan masih akan berlangsung hingga 3 tahun ke depan karena masih ada beberapa proyek yang sedang berjalan dan akan masuk ke pasaran.

Sepanjang 2019 sendiri, akan ada sekitar 600.000 tambahan pasok yang akan selesai dibangun dan menyumbang 45 persen dari keseluruhan jumlah tambahan pasok hingga 2021.

Untuk pasokan yang baru akan masuk, proyek gedung Grade A mendominasi dengan kontribusi sebanyak 47 persen, diikuti dengan Grade Premium sebanyak 41 persen, dan Grade B 12 persen. Tidak ada tambahan gedung Grade C dan Jakarta masih menjadi lokasi pilihan untuk pembangunan ruang kantor.

Selanjutnya secara lokasi di Jakarta, Sudirman tetap memimpin dengan kontribusi pertambahan pasok hingga 49 persen, diikuti kawasan Rasuna Said sebanyak 30 persen, Thamrin 12 persen dan Gatot Subroto 9 persen.

“Jumlah pasok yang melimpah masih akan memberikan tantangan bagi pasar hingga satu sampai dua tahun ke depan. Namun, kami juga berekspektasi bahwa jumlah permintaan juga akan naik, tapi mungkin belum bisa mengimbangi pertumbuhan pasok,” sebut Anton Sitorus, Direktur sekaligus Kepala Bidang Riset dan Konsultan Savills Indonesia, dikutip dalam laporan tertulis, Minggu (7/4/2019)

Hal itu, menurutnya, menambah kesulitan bagi landlord atau pemilik lahan untuk menaikkan harga jual atau sewa melihat tingkat kekosongan yang tinggi.

Adapun, 2018 disebut sebagai tahun yang gemilang untuk operatoor co-working space yang jumlahnya terus bertumbuh di Jakarta. Berdasarkan catatan Savills, 2018 berkontribusi menambah 70.000 meter persegi ruang kantor ke keselurunan ruang coworking space menjadi 120.000 meter persegi dan 61 persen di antaranya berada di kawasan CBD.

“Ke depan, kami memperkirakan tren coworking masih tetap berlanjut, tapi lajunya tidak secepat dua tahun terakhir. Akan ada lebih banyak merk juga yang masuh ke pasar, seperti coworking asal Belanda, yang saat ini menempati lahan seluas 2.200 meter persegi di gedung WTC3,” ujarnya.

Kemudian, dari sisi harga sewa, Savill memproyeksikan harga sewa akan turun sekitar 4-5 persen karena tingkat pasoknya yang cukup banyak dan permintaannya tidak bisa mengejar jumlah pasok.

Namun, kondisi tersebut diperkirakan bisa membaik pada 2020 dengan adanya kemungkinan kenaikan harga sewa hingga 2-4 persen per tahun.

“Seiring berkembangnya kegiatan ekonomi, pertumbuhan tingkat sewa diperkirakan akan meningkat. Dari 2020 hingga 2021, sewa diperkirakan bisa mendapat momentum dan tumbuh sekitar 4-6 persen.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper