Bisnis.com, JAKARTA – Setelah beberapa kali Bank Indonesia menaikkan suku bunga sepanjang tahun lalu hingga ditutup di angka 6 persen dan menuju pemilihan umum pada pertengahan April ini, pasar perkantoran masih terguncang sepanjang kuartal I/2019.
Melambatnya laju kenaikan suku bunga membuat rupiah mengalami penguatan di hadapan dolar Amerika Serikat. Hal ini, menurut Savills Indonesia, menumbuhkan kembali kepercayaan investor untuk kembali berinvestasi di Indonesia, termasuk di sektor properti.
“Kami memperkirakan aktivitas properti di Indonesia akan kembali menguat pada semester II/2019. Pengelolaan fiskal dan infrastruktur yang sedang berjalan akan ikut mendorong pemulihan sejumlah sektor bisnis, termasuk properti dalam beberapa tahun mendatang,” kata Anton Sitorus, Direktur sekaligus Kepala Bidang Riset dan Konsultan Savills Indonesia, dikutip dalam laporan tertulis, Minggu (7/4/2019).
Baca Juga
Pasalnya, berkaca pada 2018, kendati Indonesia belum mampu mencapai target pertumbuhan ekonominya, akan tetapi perekonomiannya dapat dikatakan cukup kuat di tengah adanya berbagai tekanan dan ancaman dari perekonomian global seperti perang dagang dan naik turunnya harga komoditas.
Savills memprediksikan, periode ketika jumlah pasokan ruang kantor lebih banyak dibandingkan dengan serapan masih akan berlangsung hingga 3 tahun ke depan karena masih ada beberapa proyek yang sedang berjalan dan akan masuk ke pasaran.
Sepanjang 2019 sendiri, akan ada sekitar 600.000 tambahan pasok yang akan selesai dibangun dan menyumbang 45% dari keseluruhan jumlah tambahan pasok hingga 2021.