Kerja Sama Membentuk Kemitraan
Dalam masa kepemimpinan Anda, Garuda intensif membuat kerja sama dan membentuk kemitraan. Apa tujuannya?
Pada waktu kami masuk memang ada tugas dari pemegang saham untuk me-review Sriwijaya. Saat itu kondisi perusahaan [Sriwijaya Air] secara teknikal bangkrut dengan utang sekitar Rp3 triliun, dan ekuitas negatif Rp1 triliun. Itu kami tolong, kami adakan kerja sama manajemen. Sriwijaya sudah dimasukan ke dalam Garuda Group, sehingga Sriwijaya bisa beroperasi lebih efisien. Alhamdulillah, per Januari 2019 secara operasional kinerja Sriwijaya sudah positif.
Kalau kerja sama dengan mitra lain seperti Go-Jek?
Dengan Go-Jek kami sedang mengembangkan suatu aplikasi dari sisi e-commerce. Bisnis aviasi terdiri dari tiga bagian. Upstream untuk mendukung usaha aviasi, seperti pabrikan pesawat. Kemudian di bagian tengah ada bisnis kargo. Yang kita kerjasamakan dengan Go-Jek atau Grab nantinya ialah di downstream-nya, yaitu e-commerce-nya. Bisnis e-commerce yang tengah berkembang tentunya membutuhkan sistem logistik yang terintegrasi, khususnya di kargo udara.
Karena bisnis jasa penyediaan barang harus tersedia dengan cepat, tidak bisa pembeli tunggu sampai 1 minggu apalagi 1 bulan. Itu yang menjadi landasan kami bahwa e-commerce ini menjadi potensi bisnis kargo udara terintegrasi, karena mayoritas arus barang e-commerce menggunakan pesawat.
Dalam kerja sama dengan PT Pertamina (Persero), sejauh mana dampaknya untuk menekan cost Garuda?
Jadi kerja sama itu untuk penerbangan luar negeri, Garuda bisa langsung tunjuk Pertamina sebagai provider avtur di 14 cabang, tidak perlu penawaran ke perusahaan luar lainnya. Dengan demikian, kami akan mendapatkan harga khusus. Selain itu, utang Garuda kepada Pertamina yang jatuh tempo pada 2018 akan direstrukturisasi 18 bulan selanjutnya.
Selama ini, kebutuhan bahan bakar Garuda sekitar 80% berasal dari Pertamina, karena untuk penerbangan domestik wajib pakai Pertamina. Dengan adanya kerja sama penerbangan luar negeri, kontribusi bahan bakar Pertamina untuk Garuda bisa meningkat menjadi 99%.
Apa yang menjadi fokus Garuda di luar bisnis penerbangan?
Selama ini, kami baru mengerjakan maintenance, repair, dan overhaul (MRO), katering dari Aerofood ACS, serta kargo. Downstream ini menjadi hal yang baru bagi kita. Selama ini downstream-nya dikerjakan oleh perusahaan kargo atau jasa pengiriman lainnya seperti JNE atau Pos.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel