Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN tengah mengevaluasi penawaran biaya atau harga yang diajukan afiliasi panas bumi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), Star Energy Geothermal Pte. Ltd. untuk pengembangan bersama Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kepahiang, Bengkulu.
Executive Vice President Geothermal PLN Christyono mengatakan, Star Energy telah mengajukan penawaran untuk pengembangan WKP Kepahiang. Christyono menuturkan, pihaknya tengah berfokus untuk mengevaluasi penawaran harga atau biaya yang disampaikan afiliasi Barito tersebut.
“Star Energy telah mengajukan penawaran untuk pengembangan WKP Kepahiang sebagai calon mitra dan saat ini masih dalam evaluasi penawaran biaya atau harga,” kata Christyono saat dihubungi, Senin (13/5/2024).
WKP Kepahiang memiliki cadangan terduga sekitar 180 megawatt (MW) dengan luas lahan mencapai 35.730 hektare (ha). Beberapa kali, PLN telah membuka lelang untuk menjaring mitra bisnis yang kompeten dalam pengembangan sejumlah WKP penugasan.
Selain WKP Kepahiang, kata Christyono, PLN tengah mengevaluasi penawaran calon mitra lainnya untuk WKP Atadei dan Songa Wayaua.
Sementara tiga WKP lainnya, Tulehu, Unggaran, dan Tangkuban Perahu saat ini masih dalam tahapan pengumuman lelang. Dia berharap proposal penawaran dari calon mitra bisa masuk Juni mendatang untuk tiga WKP tersebut.
Baca Juga
“Dari hasil market sounding dan pendaftaran lelang, terlihat ada ketertarikan yang cukup tinggi dari badan usaha dengan konsep kemitraan yang ditawarkan PLN,” kata Christyono.
Nantinya, mitra terpilih dan PLN lewat anak usahanya bakal membentuk perusahaan patungan atau joint company dan berkontrak dengan PLN lewat skema kerja sama Geothermal Exploration and Energy Conversion Agreement (GEECA).
Sebelumnya, PLN membuka peluang kerja sama untuk mengembangkan sembilan WKP dengan total kapasitas mencapai 260 MW pada awal 2023.
Adapun, sembilan lokasi panas bumi yang akan dikembangkan perusahaan listrik pelat merah itu di antaranya berada di Maluku Tengah, Atadei di Nusa Tenggara Timur (NTT), Songa Wayaua di Halmahera Selatan, Tangkuban Perahu di Jawa Barat.
Kemudian, Ungaran di Jawa Tengah, Kepahiang di Bengkulu, Oka Ile Ange di NTT, Gunung Sirung di NTT, Danau Ranau di Sumatra Selatan dan Lampung Barat.
Sementara itu, Direktur Utama BREN Hendra Soetjipto Tan mengatakan, pihaknya telah mengikuti lelang terbuka yang diadakan oleh PLN terkait dengan penjaringan mitra potensial pengembangan sembilan WKP yang saat ini menjadi penugasan perusahaan setrum pelat merah tersebut.
“Kita sudah ikut bidding, dan kita masih dalam diskusi intensif dengan PLN mengenai perjanjian kerja samanya dan komersial-komersial poin yang kita harus setujui,” kata Hendra saat paparan publik daring, Senin (13/5/2024).
Hendra mengatakan, persetujuan-persetujuan teknis dan komersial itu mesti didapat sebelum BREN memutuskan berkongsi dengan PLN terkait dengan pengembangan salah satu lapangan panas bumi yang mandek dikerjakan tersebut.
“Sampai saat ini masih diskusi intensif, kami harapkan akhir bulan Mei ini, kami sudah bisa mencapai kesepakatan dengan PLN bagaimana bentuk kerja samanya dan poin-poin komersial yang bisa kami setujui,” kata dia.