Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) tengah berunding dengan PT PLN (Persero) ihwal rencana pembentukan usaha patungan atau joint ventures (JV) untuk menggarap Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kepahiang, Bengkulu.
Direktur Utama BREN Hendra Soetjipto Tan mengatakan, pihaknya telah mengikuti lelang terbuka yang diadakan oleh PLN terkait dengan penjaringan mitra potensial pengembangan sembilan WKP yang saat ini menjadi penugasan perusahaan setrum pelat merah tersebut.
“Kita sudah ikut bidding, dan kita masih dalam diskusi intensif dengan PLN mengenai perjanjian kerja samanya dan komersial-komersial poin yang kita harus setujui,” kata Hendra saat paparan publik daring, Senin (13/5/2024).
Hendra mengatakan, persetujuan-persetujuan teknis dan komersial itu mesti didapat sebelum BREN memutuskan berkongsi dengan PLN terkait dengan pengembangan salah satu lapangan panas bumi yang mandek dikerjakan tersebut.
WKP Kepahiang memiliki cadangan terduga sekitar 180 megawatt (MW) dengan luas lahan mencapai 35.730 hektar are (ha). Beberapa kali, PLN telah membuka lelang untuk menjaring mitra bisnis yang kompeten dalam pengembangan sejumlah WKP penugasan.
“Sampai saat ini masih diskusi intensif, kami harapkan akhir bulan Mei ini, kami sudah bisa mencapai kesepakatan dengan PLN bagaimana bentuk kerja samanya dan poin-poin komersial yang bisa kami setujui,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, PLN membuka peluang kerja sama untuk mengembangkan sembilan WKP dengan total kapasitas mencapai 260 MW pada awal tahun ini.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, langkah itu diambil sebagai bentuk dukungan perseroan dalam upaya meningkatkan bauran energi bersih dan target nol emisi pada 2060 mendatang.
Adapun, sembilan lokasi panas bumi yang akan dikembangkan perusahaan listrik pelat merah itu di antaranya berada di Maluku Tengah, Atadei di Nusa Tenggara Timur (NTT), Songa Wayaua di Halmahera Selatan, Tangkuban Perahu di Jawa Barat.
Kemudian, Ungaran di Jawa Tengah, Kepahiang di Bengkulu, Oka Ile Ange di NTT, Gunung Sirung di NTT, Danau Ranau di Sumatra Selatan dan Lampung Barat.
"Jika ditotal, dari sembilan lokasi yang potensinya telah kami kaji tersebut, bisa mencapai 260 MW. Pada pengadaan tahap pertama, kami membuka kerja sama WKP untuk pengembangan di Tulehu, Songa Wayaua, Atadei dan Tangkuban Perahu," kata Darmawan lewat keterangan resmi, Senin (27/3/2023).
Darmawan menuturkan, PLN selaku pemegang izin panas bumi (IPB) di Indonesia telah mendapat mandat dari undang-undang untuk mengembangkan potensi geothermal dengan optimal. Saat ini, PLN telah menyiapkan detail studi geology, geochemistry dan geophysics (3G) untuk pembangunan WKP.
Darmawan melanjutkan, kolaborasi menjadi kunci penting pengembangan potensi panas bumi yang tersebar di berbagai wilayah. Hal ini menyangkut studi kelayakan, pembangunan fasilitas panas bumi dan konversi energi dari sumber panas bumi.
"Melalui kerja sama semacam ini, nanti kita akan mendapati adanya kolaborasi para ahli, sharing pengetahuan, serta kesempatan untuk meningkatkan portofolio energi hijau bersama-sama," tuturnya.
Pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 milik PLN, penambahan kapasitas listrik dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) ditarget sebesar 3,35 gigawatt (GW). Proyeksi investasi yang mesti diamankan mencapai US$17,35 miliar hingga 2030 mendatang untuk mencapai target tersebut.