Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengingatkan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik (Asperindo) untuk memperhatikan hal paling esensial terkait dengan proses pengiriman barang yang dilakukan oleh perusahaan ekspedisi.
Menurut ALI, Asperindo harus memikirkan tak hanya muatan berangkat yang sudah pasti penuh tetapi juga muatan balik dari luar Jakarta supaya muatan kargo udaranya selalu penuh.
Ketua ALI Zaldi Ilham Masita menuturkan bahwa saat ini memang sudah saatnya pemain logistik besar yang banyak menggunakan kargo udara untuk menyewa pesawat kargo mandiri, karena sudah memungkinkan.
"Biaya surat muatan udara [SMU] sudah dinaikkan oleh maskapai komersial, yang menjadi masalah adalah mengisi muatan pesawat kargo ini agar bolak-balik bisa penuh," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/4/2019).
Menurutnya, Asperindo yang memiliki banyak anggota di setiap provinsi bisa bekerja sama untuk mengisi muatan kargo udara tersebut. Zaldi menilai, kalau perlu muatan baliknya diberikan potongan harga sampai dengan 90% oleh maskapai sehingga ekonomi di daerah juga naik. Ada subsidi silang dengan Jawa.
"Pesawat kargo udara sudah harus mulai dirintis dari sekarang. Seharusnya dana tol udara di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk Papua lebih baik dipakai untuk membangun pesawat kargo udara daripada hilang percuma dana APBN tersebut," terangnya.
Dana subsidi tersebut terangnya dapat dipakai untuk menghidupkan Merpati AIr menjadi maskapai khusus kargo udara dengan harga murah. "Jadi juga tujuannya subsidi tapi lebih berkelanjutan," ujarnya.