Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) masih mematangkan rancangan terowongan pada ruas jalan tol Padang - Pekanbaru untuk mencari desain yang paling efisien. Terowongan di ruas jalan tol ini akan menjadi terowongan terpanjang di Indonesia.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Sugiyartanto mengatakan detail engineering design (DED) terowongan harus dibuat dengan cermat dan harus mengutamakan aspek keselamatan. Dia beralasan, selain dibangun di tengah hutan pegunungan Bukit Barisan, kawasan tersebut juga berada di jalur sesar Sumatra.
"DED-nya kami godok terus, pararel dengan konsultan Jepang. Kami harus cari alternatif yang paling murah karena cost membangun terowongan itu mahal," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (28/3/2019).
Sebagai gambaran, di ruas Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu), terowongan kembar sepanjang 472 meter menghabiskan biaya Rp890 miliar. Sementara itu, di ruas Padang - Pekanbaru, ada lima terowongan yang harus dibangun dengan panjang keseluruhan 17 kilometer. Lokasi terowongan berada di seksi 3 yang menghubungkan Payakumbuh dengan Pangkalan sejauh 43 kilometer.
Sugiyartanto sebelumnya mengatakan, DED terowongan di ruas ini bakal rampung pada pertengahan 2019. Sambil desain terowongan dimatangkan, Kementerian PUPR juga menyiapkan konstruksi seksi 6 dari Pekanbaru ke Bangkinang sepanjang 38 kilometer.
Saat ini, konstruksi ruas tol Padang - Pekanbaru sudah dimulai di seksi 1 (Padang - Sicincin). Secara keseruhan, panjang ruas tol ini mencapai 255 kilometer dengan kebutuhan investasi pembangunan ditaksir mencapai Rp78 triliun.
Baca Juga
Sugiyartanto menyebut, sebagian pendanaan pembangunan terwongan akan disokong pinjaman dari Jepang. Panjang terowongan yang dibangun Kementerian PUPUR sejauh 8,95 kilometer dengan kebutuhan dana US$420 juta. Pinjaman untuk pembangunan terowongan sudah masuk dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri atau green book.