Bisnis.com, SLEMAN--Dampak dari pembangunan proyek "underpass" Jalan Lingkar Utara mengakibatkan banyak jalan kabupaten di wilayah Kabupaten Sleman , Daerah Istimewa Yogyakarta, yang menjadi jalur alternatif rusak akibat dilalui kendaraan berat.
"Dampak dari proyek underpass Kentungan adalah rusaknya ruas jalan kabupaten yang menjadi jalur alternatif sebab tonase jalan kabupaten rata-rata hanya sekitar 5 ton," kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman Achmad Subhan di Sleman, Sabtu (17/3/2019).
Menurut dia, padatnya lalu lintas dan curah hujan mempercepat rusaknya struktur jalan. "Kami juga sudah menyampaikan hal itu kepada pihak yang berwenang," katanya.
Untuk mengantisipasi kerusakan bertambah parah, pihaknya harus bekerja keras melakukan perbaikan berupa tambal sulam pada lubang-lubang yang menganga sebab jika dibiarkan bukan tidak mungkin akan menyebabkan timbulnya kecelakaan lalu lintas.
"Jalan rusak akibat pengalihan arus pembangunan 'underpass' Kentungan sudah kita perbaiki. Pokoknya banyak jalan kabupaten 'ambyar' (hancur)," katanya.
Subhan meminta kontraktor segera menyelesaikan jalan di sisi kanan dan kiri proyek underpass.
Baca Juga
Selain banyak jalan kabupaten yang rusak, proyek underpass Kentungan yang telah dimulai sejak 14 Januari dengan anggaran Rp126 miliar tersebut juga banyak terdapat kerusakan dan lobang pada jalan eksisting yang berada di sisi selatan dan utara proyek.
Jalanan yang kondisinya rusak parah seolahedibiarkan. Hanya ada penambalan lubang dengan material aspal. Itupun hanya seadanya. Padahal kondisi itu sangat membahayakan pengguna jalan terutama pengendara roda dua.
Pada jalan yang cukup sempit tersebut di sisi selatan banyak lubang yang jika berisi air hujan kedalaman lubang itu tidak bisa terpantau. Pada sisi utara kondisinya tak jauh beda. Jalan menyempit di sekitar lokasi proyek.
Salah seorang warga setempat Handoko mengatakan kerusakan jalan eksisting di sekitar proyek "underpass" Kentungan cukup mengganggu. Bahkan beberapa pengendara motor sempat terjatuh saat melintas di jalan itu pada malam hari.
“Memang harus ekstra hati-hati agar tidak jatuh, apalagi kalau sehabis diguyur hujan," katanya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Kretek 2 dan "Underpass" Kentungan Satker Pelaksanaan Jalan Negara (PJN) Wilayah DIY Ditjen Bina Marga Sidik Hidayat menjelaskan yang terjadi di jalur eksisting bukanlah jalan berlubang. Melainkan aspal yang mengelupas.
"Tapi tetap kami perbaiki pelan-pelan," katanya.
Pihaknya tidak dapat melakukan pengerasan jalan di jalur eksisting karena jalur tersebut merupakan bahu jalan. Selain itu di bawahnya juga terdapat saluran sehingga harus ada treatment khusus.
"Treatmentnya bisa dengan aspal hotmix. Tapi itu tidak akan efektif mengingat curah hujan dan volume kendaraan yang padat. Pasti akan cepat mengelupas," katanya.
Sidik juga mengatakan, untuk pekerjaan pelebaran jalan di sisi utara dan selatan proyek 'underpass' ditarget selesai sebelum Lebaran. "Kami terus berupaya memperbaiki dan merapikan kondisi jalan yang berlubang," katanya.