Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INSA Tantang Anggotanya Bentuk Aliansi Pelayaran Nasional

Indonesian National Shipowners Association (INSA) menantang anggotanya untuk membentuk aliansi pelayaran nasional, mengikuti tren global yang mengarah pada kolaborasi antar-shipping line.
Ilustrasi:Kapal MV Maersk Mc-Kinney saat tiba di pelabuhan Rotterdam (16/8/2013)/Reuters
Ilustrasi:Kapal MV Maersk Mc-Kinney saat tiba di pelabuhan Rotterdam (16/8/2013)/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesian National Shipowners Association (INSA) menantang anggotanya untuk membentuk aliansi pelayaran nasional, mengikuti tren global yang mengarah pada kolaborasi antar-shipping line


Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan, aliansi ini akan membuat perusahaan pelayaran nasional go international dan mampu bersaing dengan pelayaran global lainnya, paling tidak di lingkup intra Asia dulu.


"Saya ingin men-challenge anggota saya, para pemilik kapal nasional, untuk bersatu, membentuk kolaborasi," katanya, Senin (25/3/2019). 


Perkembangan teknologi telah membuat ukuran kapal kontainer kian besar--saat ini kapal berkapasitas paling besar adalah 21.413 TEUs milik OOCL Hong Kong--yang pada gilirannya mendorong shipping line melakukan konsolidasi. 


Hingga 2018, menurut Alphaliner, terdapat tiga aliansi utama shipping line yang hampir menguasai 80% pangsa pasar peti kemas dunia. 


Freighthub dan Flexport mencatat the Alliance, yang merupakan konsolidasi dari Ocean Network Express (ONE), Hapag-Lloyd, dan Yang Ming, merebut pangsa 4,4 juta TEUs per Mei 2018.

Kemudian, Ocean Alliance yang terdiri atas OOCL, Cosco Shipping, CMA CGM, dan Evergreen, menguasai kue 3,5 juta TEUs. Berikutnya, pasar 2M yang merupakan aliansi Maersk Line dan MSC sekitar 2,1 juta TEUs. 


Selain mengekor tren global, aliansi shipping line domestik juga diperlukan untuk menghadapi penerapan Peraturan Menteri Perdagangan No 82/2017 yang mengatur tentang kewajiban penggunaan kapal berbendera Indonesia untuk ekspor CPO dan batu bara serta impor beras dan barang pengadaan pemerintah mulai 2020.


"Tentunya sebagai pelaku usaha pelayaran nasional, kami mendukung dan membuat rencana serta road map bersama stakeholder lain karena ini dibutuhkan untuk menekan defisit neraca jasa selama ini," kata Carmelita.


Sebelumnya, Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) atau IPC Elvyn G. Masassya mengemukakan bahwa pentingnya aliansi pelayaran nasional untuk mengangkut kargo ekspor yang selama ini lebih banyak dikapalkan oleh armada asing.  


"Kami berharap, memberikan saran, harusnya kapal Indonesia juga beraliansi dan menjadi kapal besar sehingga produk kita bisa diekspor dengan kapal-kapal itu," katanya.


Pelayaran nasional yang hebat, lanjut Elvyn, merupakan satu bagian dari trilogi maritim dalam pemikirannya. Dua lainnya adalah pelabuhan yang terstandar dan terintegrasi serta kawasan industri.  "Kalau ini tidak dimiliki, Indonesia tidak akan menjadi poros maritim dunia."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper