Bisnis.com, JAKARTA—Permintaan produk pendingin udara atau air conditioner diperkirakan masih terbuka ke depan, baik untuk pasar perumahan maupun komersial.
Will Wen, Vice President PT Gree Electric Appliances Indonesia, mengatakan bahwa untuk permintaan AC komersial atau gedung-gedung dan tempat umum diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan AC untuk perumahan ke depan.
"Pasalnya, saat ini terdapat banyak pembangunan gedung-gedung dan proyek infrastruktur, seperti stasiun MRT dan LRT serta bandara, yang banyak membutuhkan AC komersial," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (19/3/2019).
Saat ini, penjualan AC Gree masih didominasi oleh jenis AC perumahan sebesar 80%, sisanya sebesar 20% merupakan AC komersial. “Kami percaya dengan melihat kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pembangunan gedung-gedung baru yang membutuhkan AC komersial, ke depan komposisi penjualan AC komersial bisa mencapai 50%,” katanya.
Gree merupakan perusahaan pembuat pendingin udara yang berbasis di Zhuhai, China dengan jumlah fasilitas produksi sebanyak 10 pabrik dengan rincian 8 unit di China, 1 unit di Pakistan, dan 1 unit di Brasil. Kapasitas produksi AC perumahan mencapai lebih dari 60 juta unit, sedangkan untuk AC komersial sekitar 5,5 juta unit.
Menurut Will, meskipun saat ini belum ada rencana untuk membangun pabrik AC di Indonesia, pihaknya mempertimbangkan Indonesia sebagai pilihan lokasi untuk membangun pabrik ke depan untuk mencakup pasar Asia Tenggara.
“Saat ini kan ada perang dagang antara AS dan China, jika AS naikkan pajak dan sebagainya, Indonesia menjadi salah satu kemungkinan lokasi. Apalagi, banyak perusahaan China yang membangun pabrik di sini, seperti Wuling dan Oppo,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, pada 2016 terdapat sebanyak 10 perusahaan produsen AC dalam negeri. Pada 2017, kapasitas produksi AC dalam negeri sekitar 1,132 juta unit dengan tingkat utilisasi sebesar 69,08%.