Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Matangkan Rencana Pembangunan KEK Pendidikan Banten

Pemerintah mematangkan rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pendidikan di daerah Tangerang Selatan, Provinsi Banten seluas 10 hektare. KEK ini untuk menarik universitas luar negeri agar dapat membuka cabang di Indonesia.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan pidato pembuka saat menghadiri pembukaan Indonesia Investment Forum 2018 di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018)./Antara-M Agung Rajasa
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan pidato pembuka saat menghadiri pembukaan Indonesia Investment Forum 2018 di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mematangkan rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pendidikan di daerah Tangerang Selatan, Provinsi Banten seluas 10 hektare. KEK ini untuk menarik universitas luar negeri agar dapat membuka cabang di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa sampai sejauh ini proses penetapan KEK masih dalam tahap persiapan yakni dalam hal kelengkapan administratif.

"Kita sedang memprosesnya, mestinya tidak ada persoalan. Tetapi masih ada yang perlu kita cek kelengkapannya," ujar Mantan Gubernur BI tersebut, Kamis (14/03/2019) malam.

Pihaknya berharap penyelesaian administrasi pembangunan KEK Pendidikan seluas 10 hektare yang diperkirakan bisa ditempati untuk sejumlah universitas tersebut dapat selesai secepatnya dalam semester ini. "Segera, ya kita coba (Semester I ini)," ujarnya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong sebelumnya di sela acara Rapat Kerja Nasional (Rakornas) Investasi 2019 di ICE BSD, juga menyatakan bahwa Kota Tangerang Selatan sudah banyak dilirik oleh sejumlah universitas dan politeknik.

Terlebih setelah Apple resmi membuka Apple Developer Academy pada 2018 lalu dikawasan Green Office Park BSD City, Tangerang Selatan. Kampus pemprograman Apple itu merupakan kampus pertama di Asia setelah Brasil dan Italia.

Tom menambahkan, penandatangan Kemitraan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement antara Indonesia dan Australia (IA-CEPA) belum lama ini, juga akan membuka peluang kerja sama di bidang pendidikan antara kedua negara.

Bahkan, kata dia, terdapat universitas di negeri kangguru berminat untuk bisa membuka perwakilan kampus di Tanah Air. Pasalnya, Australia merupakan salah satu destinasi nomor satu untuk mahasiswa Indonesia yang ingin belajar ke luar negeri.

"Jadi kelihatannya, Tangerang Selatan ini akan menjadi calon kuat KEK bidang pendidikan," ujarnya.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir sebelumnya juga mengatakan bahwa dengan adanya perguruan tinggi asing di KEK Pendidikan, diharapkan kualitas pendidikan Indonesia semakin membaik.

"Nanti (ide ini) akan disampaikan kepada Presiden, agar kami diberi arahan," kata Nasir usai Rapat KEK di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (21/2).

Menurutnya, saat ini pihaknya sedang berbicara dengan sejumlah perguruan tinggi di beberapa negara. "Kami sedang penjajakan, dari Inggris ada Imperial College, London School of Economics, dan University of Cambridge. Dari Australia ada Monash University, University of Melbourne serta RMIT University," katanya.

Nasir beralasan apabila kampus asing tersebut masuk ke dalam KEK tentunya akan mendapat sejumlah fasilitas dan kemudahan sesuai Undang-Undang KEK No.39/2009.

Hal ini otomatis akan meringankan perguruan tinggi tersebut dari sejumlah persyaratan dalam UU No.12/2012 tentang Pendidikan Tinggi apabila dibangun di luar KEK.

Pasalnya kepemilikan asing di bidang pendidikan tinggi dibatasi UU No.12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, di mana asing boleh membuka perguruan tinggi di Indonesia asalkan memperoleh izin pemerintah, berprinsip nirlaba, bekerja sama dengan perguruan tinggi Indonesia atas izin pemerintah, dan mengutamakan dosen dan tenaga kependidikan warga negara Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper